Sosok.ID - Situasi Laut China Selatan tidak menunjukkan adanya penurunan tensi.
Alih-alih menurun, konflik di wilayah yang disengketakan China dengan berbagai negara itu justru makin menegang.
Hari ini, Minggu (2/5/2021), media pemerintah China mengabarkan bahwa Tentara Pembebebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan militer.
China telah mengirim kapal induk Shandong untuk di Laut China Selatan dan berencana untuk melanjutkan latihan serupa, lapor Global Times.
China meminta negara luar untuk tidak menanggapi lebih latihan militer tersebut.
Juru bicara Angkatan Laut PLA mengatakan, itu adalah adalah "latihan rutin," yang kerap dilakukan militer China.
"Kami berharap dunia luar dapat melihatnya secara obyektif dan rasional," kata juru bicara PLA seperti dikutip Sosok.ID dari Twitter @globaltimews, Minggu (2/5).
"Pelatihan militer yang dilakukan oleh kelompok tugas kapal induk #Shandong di #SouthChinaSea oleh #PLA Navy merupakan latihan rutin. Kami berharap dunia luar bisa melihatnya secara obyektif dan rasional. Angkatan Laut PLA akan melanjutkan latihan serupa," tulis lengkapnya.
Mengutip Bloomberg, latihan militer dilakukan China beberapa minggu setelah Amerika Serikat (AS) dan Filipina menyuarakan keprihatinan tentang kehadiran lebih dari 200 kapal penangkap ikan China di dekat terumbu yang disengketakan di Laut China Selatan.
China mengatakan kapal-kapal itu hanya "berlindung dari angin". Sebuah alasan yang menyulut emosi Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
China juga mengerahkan kapal serbu amfibi canggih pertamanya dan dua kapal baru lainnya di pelabuhan angkatan laut di provinsi Hainan, China selatan bulan lalu.
Penumpukan itu, dikombinasikan dengan langkah-langkah untuk memperkuat cengkeraman Laut China Selatan, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat menghalangi akses militer AS ke perairan di lepas garis pantai China.
Tindakan terbaru Beijing menimbulkan pertanyaan tentang masa depan hubungan AS-China, yang tetap menegangkan selama berbulan-bulan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Terlepas dari pertengkaran di Laut China Selatan, pemerintah AS terus mengkritik tindakan Beijing di Hong Kong, Taiwan, dan Xinjiang.
Biden telah mempertahankan retorika keras pendahulunya terhadap saingan utama AS dan telah menolak untuk mencabut tarif yang telah diberlakukan Donald Trump.
Pertemuan awal dengan para pemimpin India, Jepang, dan Korea Selatan juga menunjukkan bahwa pemerintah AS menopang aliansi di Indo-Pasifik untuk melawan Beijing.
Taiwan adalah titik nyala ketika jet tempur China berulang kali memasuki zona pertahanan udara Taiwan pada bulan April.
Biden mengirim delegasi tidak resmi AS bulan lalu ke Taipei sebagai bentuk dukungan. (*)