Sosok.ID - Kemungkinan bentrokan di Laut China Selatan kian mengkhawatirkan, mengingat situasi di wilayah tersebut mencekam dan berbahaya.
Militerisasi oleh Amerika Serikat (AS) dan China memunculkan ketegangan berlebih di wilayah yang disengketakan.
AS dan China tampaknya terkunci dalam duel yang didorong oleh ketidakpercayaan satu sama lain.
Masing-masing dari negara dengan kekuatan terbesar itu mengaku tidak ingin menurunkan ketegangan terlebih dahulu.
Situasi ini membutuhkan kepala yang tenang dan dingin dari semua negara, terutama dari para analis agar memaparkan pengamatannya dengan objektif.
Tapi, sebaliknya, yang terjadi justru adanya reaksi berlebihan satu sama lain yang kemudian memicu api dan kekhawatiran perang.
Dilansir Sosok.ID dari Reuters,China telah mendesak AS untuk menahan pasukan garis depan mereka di wilayah yang disengketakan.
Kementerian pertahanan China mendesak Amerika Serikat pada Kamis (29/4/2021) untuk mengendalikan pasukan garis depannya yang menurut Beijing telah menjadi lebih aktif di udara dan laut dekat China tahun ini.
China sering menyatakan bahwa kehadiran militer AS di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Selat Taiwan adalah faktor destabilisasi utama di wilayah tersebut.
Amerika Serikat mengatakan memiliki kebebasan navigasi di daerah-daerah ini, yang dianggap China sebagai halaman belakang geo-strategisnya.