"Saya diretas. Saya mendapat ancaman sepanjang waktu," katanya kepada The Sun Online.
Yeonmi lantas menceritakan pengalaman pahitnya karena terlahir di Korea Utara.
Menurutnya, mayat tergeletak di jalanan merupakan makanan sehari-hari di sana.
"Melihat orang mati di jalan itu seperti kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia lantas menceritakan bagaimana bencana kelaparan terjadi di negara tertutup itu.
"Saya lahir pada akhir 1993. Rezim berhenti memberikan makanan kepada rakyat.
"Tiga juta orang meninggal dari tahun 1995 hingga 1998. Ini adalah salah satu kelaparan akibat ulah manusia terburuk di dunia dalam sejarah.
"Dulunya hal itu normal terjadi di kehidupan saya. Saya tidak berpikir bahwa hidup bisa berbeda," ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa di Korea Utara anak-anak akan dicuci otaknya sejak dini.
Setiap kali ada eksekusi mati, anak-anak akan dikumpulkan dipaksa menyaksikan paling depan untuk menanamkan rasa takut di dalam jiwanya.