Sosok.ID - Nama kapten kapal perempuan pertama Mesir, Marwa Elselehdar menjadi sorotan publik dunia baru-baru ini.
Wanita cantik tersebut dituduh menjadi dalang terjadinya kemacetan di terusan Suez hingga membuat banyak pihak merugi.
Marwa dituduh satu-satunya orang yang harus bertanggungjawab dalam insiden kapal Ever Given yang nyangkut di kanal tersebut pada 23 Maret.
Tuduhan yang ditujukan pada dirinya itupun langsung dipatahkan lantaran ia tak berada di lokasi dimana kapal Ever Given nyangkut di Terusan Suez.
Elselehdar mengakui dirinya saat itu sedang berada di kapal Aida IV yang berjarak ratusan kilometer dari Terusan Suez.
Fitnah tersebut pertama kali muncul di sebuah berita palsu yang seolah-olah diterbitkan oleh Arab News.
Setelah ditelusuri ternyata berita palsu itu adalah hasil editan yang mencantumkan nama Arab News.
Dalam berita aslinya yang diterbitkan oleh Arab News, Elselehdar menceritakan perjalanan kariernya hingga menjadi kapten kapal perempuan pertama di Mesir.
Baca Juga: Siap Buat Gentar Dunia, Rusia Bakal Luncurkan Kapal Selam dengan Senjata Pemusnah Massal
Tuduhkan yang ditujukan pada dirinya itupun ia bantah dengan keras meski ia belum mengetahui siapa penyebar kabar hoaks pertama kali.
Kini nama Marwa Elselehdar pun jadi perbincangan publik lantaran berita hoaks tentang dirinya terlanjut menyebar.
Lalu siapakah sosok Marwa Elselehdar yang dikaitkan dengan kemacetan terusan Suez?
Melansir dari Kompas.com, Elselehdar merupakan wanita Mesir pertama yang menjabat sebagai kapten kapal.
Ternyata sejak kecil kecintaannya terhadap laut membuat Elselehdar bisa mencapai jabatan seperti sekarang ini.
Ketika remaja, dia mendaftar di Akademi Sains, Teknologi, dan Transportasi Maritim Arab (AASTMT) di Mesir dan diterima di Departemen Transportasi dan Logistik Internasional.
Namun, dia lebih tertarik pada kurikulum yang diajarkan kepada saudara laki-lakinya di Departemen Transportasi dan Teknologi Maritim yang terbatas hanya untuk laki-laki.
Elselehdar berkeras dan masih mengajukan lamaran untuk bergabung dengan Departemen Transportasi dan Teknologi Maritim.
Hingga akhirnya, dia diterima dan menjadi wanita Mesir pertama yang belajar di departemen tersebut.
Mimpi Elselehdar pun didukung oleh keluarganya termasuk ketidakkeberatan ayahnya bila dirinya menempuh studi perkapalan.
Pendidikan pun ditempuh oleh Elselehdar hingga akhirnya bisa lulus dari lembaga pendidikan tersebut.
“Saya menghadapi kesulitan dalam beradaptasi, terutama selama tahun pertama. Tetapi dorongan dari orang-orang di sekitar saya, dan kemampuan saya sendiri untuk percaya pada mimpi saya membantu saya mengatasi tantangan ini,” kata Elselehdar.
Setelah lulus, Elselehdar bergabung dengan awak kapal Aida IV dengan pangkat Perwira II.
Menjelang upacara pembukaan Terusan Suez yang baru, dia melamar untuk mendaftar sebagai bagian dari kru yang akan memimpin Aida IV dalam perayaan tersebut.
Permintaannya diterima dan dia bersiap dengan rekan-rekannya untuk upacara tersebut.
Dalam upacara tersebut, dia memimpin Aida IV sebagai kapal pertama yang melintasi rute pengiriman baru tersebut.
Selain itu, dia juga menjadi kapten wanita termuda dan pertama Mesir yang menyeberangi Terusan Suez.
Setidaknya kini Elselehdar sudah 10 tahun bekerja dalam bidang perkapalan tersebut.
Pada 2017, Elselehdar diberi penghormatan pada Hari Perempuan oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.
Dia merasa bangga atas penghormatan yang diterimanya.
“Awalnya agak sulit, tapi kami kemudian menjadi satu tim, dan kami membagi tugas secara merata. Dan karena lamanya perjalanan ini, kami semua menjadi seperti saudara,” tambah Elselehdar.
(*)