Sosok.ID - Seorang komandan senior militer AS kepada anggota parlemen baru-baru ini mengatakan bahwa China adalah "ancaman strategis jangka panjang terbesar bagi keamanan di abad ke-21".
Media pemerintah China Global Times dikutip Sosok.ID pada Kamis (11/3/2021) mengklaim, China telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk menantang AS.
Para ahli China memperingatkan pada Rabu bahwa hal seperti itu, sikap bermusuhan yang dimiliki oleh militer AS dapat meningkatkan risiko konflik di kawasan, dan negara-negara kawasan tidak akan berbagi permusuhan AS terhadap China.
Sebagian besar negara di Asia berharap untuk menyelesaikan sengketa kedaulatan mereka dengan China, jika ada, melalui negosiasi.
Tetapi AS, lapor Global Times, adalah kekuatan luar yang mencoba untuk lebih memiliterisasi kawasan tersebut dan mengganggu solusi damai dari masalah-masalah kawasan.
Adalah AS, bukan China, yang merupakan pembuat onar, kata para analis China.
China, baik untuk pembangunan dan kedaulatannya sendiri atau perdamaian kawasan, harus lebih memperkuat kekuatan militernya untuk mencegah intervensi asing yang mengancam stabilitas kawasan, kata para ahli.
"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan," kata Laksamana Philip Davidson, Komandan Komando Indo-Pasifik AS, di hadapan anggota Senat Angkatan Bersenjata. Komite, menurut VOA pada hari Selasa.
Kepemimpinan yang tidak diinginkan
Lü Xiang, seorang ahli studi AS dengan Akademi Ilmu Sosial China (CASS) di Beijing, mengatakan kepada Global Times pada hari Rabu bahwa ini (era Joe Biden)adalah mentalitas yang sama seperti yang terlihat di era Obama, dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan China untuk meredakannya.