Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Terungkap! Sriwijaya Air SJ 182 Tidak Jatuh karena Cuaca, Ada Anomali di Tuas Mesin, Begini Penjelasan KNKT

Rifka Amalia - Kamis, 11 Februari 2021 | 13:05
Tim melakukan penyisiran puing dan korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Tim melakukan penyisiran puing dan korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Cara kerjanya misalnya, jika pilot mengatur kecepatan pesawat adalah 210 knots di komputer pesawat, maka komputer akan melihat parameter kecepatan, jika di bawah 210 knots, maka autothrottle akan menambah daya mesin, kedua tuas throttle akan bergerak maju.

Sebaliknya, jika indikator kecepatan saat itu ternyata lebih dari 210 knots, maka autothrottle akan mengurangi daya mesin, otomatis kedua tuas throttle akan bergerak mundur.

Baca Juga: Denny Darko Ketakutan hingga Tersungkur Nyaris Pingsan Saat Dokter Forensik Tunjukkan Ruang Identifikasi Jenazah Sriwijaya Air SJ-182, Apa yang Terjadi?

Begitu juga jika pilot ingin menambah/mengurangi ketinggian jelajah, maka autothrottle akan menyesuaikan daya yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian tersebut.

Jika salah satu tuas throttle bergerak mundur, sehingga mengurangi daya dorong mesin, sementara tuas yang satu tetap, maka akan terjadi apa yang disebut thrust imbalance (daya dorong yang tidak seimbang).

Mengenai thrust imbalance ini, Tenaga Ahli KNKT Kapten Prita Wijaya, dalam konferensi pers pada Rabu (10/2/2021), mengatakan memang terjadi perbedaan thrust, tetapi ia juga mengatakan bahwa mesin kanan dan kiri tetap bekerja dengan normal.

Pihak KNKT belum menentukan apakah mesin yang kanan atau kiri yang mengalami anomali di sisi autothrottle.

Baca Juga: Asyik Main Bola di Pesisir Pantai, Segerombolan Bocah Dikejutkan dengan Temuan Kepala Sisa Rambut Diduga Korban Sriwijaya Air SJ 182

"Yang kita lihat memang berbeda (thrust), tapi mengapanya (bisa terjadi) masih didalami," ujar Kapten Prita.

Sementara Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa ada 13 komponen lain yang terkait dengan gerakan autothrottle ini.

"Mengapa anomali, penyebabnya komponen yang mana, kami belum bisa menentukan," kata Sorjanto.

Sorjanto kemudian mengatakan masih ada komponen-komponen lain yang dikirim KNKT untuk penelitian lebih lanjut. (Reska/Kompas.com)

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x