Penggulingan Pemerintahan Aung San Suu Kyi oleh militer "tak terhindarkan", Min Aung Hlaing mengatakan pada Selasa (2/2), ketika Amerika Serikat secara resmi menetapkan pengambilalihan itu sebagai kudeta.
Baca Juga: Kudeta Myanmar: Demokrasi Amblas, Kekuasaan Militer Kembali Menghantui

Xi Jinping Dituduh Dukung Upaya Kudeta Myanmar, China Meradang
Militer Myanmar yang kuat mengejutkan negara itu pada Senin (1/2), ketika menahan Aung San Suu Kyi dan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya dalam "serangan" sebelum fajar, menjelang dimulainya kembali sidang parlemen yang dijadwalkan.
Jenderal Min Aung Hlaing mendapat "kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif", yang secara efektif mengembalikan Myanmar ke pemerintahan militer setelah 10 tahun percobaan dengan demokrasi.
Dalam komentar publik pertamanya sejak kudeta itu, Min Aung Hlaing mengatakan, pengambilalihan militer "sejalan dengan hukum", setelah pemerintah gagal menanggapi keluhannya atas kecurangan pemilu.
Baca Juga: Bukan Kudeta, Militer Myanmar Nyatakan Sedang Menyelamatkan Negara
"Setelah banyak permintaan, cara ini tak terhindarkan bagi negara, dan itulah mengapa kami harus memilihnya," katanya dalam rapat kabinet pertama, menurut pidato yang di-posting di halaman Facebook resmi militer Myanmar, seperti dikutip Channel News Asia.
Diketahui bahwa semua negara kini telah mengecam tindakan militer Myanmar tanpa terkecuali PBB.
Baca Juga: Myanmar Membara, Junta Militer Lakukan Kudeta dan Tangkap Pemimpin Aung San Suu Kyi
Meski telah ada penjelasan yang dikemukakan oleh militer Myanmar mengenai apa yang terjadi di negara mereka.
(Kontan)