Follow Us

Indonesia Harus Makin Waspada! AS Terima Tantangan Tiongkok Untuk Berperang di Laut China Selatan, Siapkan Strategi Baru Perang Maritim

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 11 Januari 2021 | 19:35
(ilustrasi) Indonesia Harus Makin Waspada! AS Terima Tantangan Tiongkok Untuk Berperang di Laut China Selatan, Siapkan Strategi Baru Perang Maritim
via Anadolu Agency

(ilustrasi) Indonesia Harus Makin Waspada! AS Terima Tantangan Tiongkok Untuk Berperang di Laut China Selatan, Siapkan Strategi Baru Perang Maritim

Strategi erang ini juga bakal diterapkan oleh AS dalam beberapa dekade mendatang.

Korps Marinir dan penjaga pantai sesuai dengan strategi militer AS tersebut bakal mendominasi di berbagai wilayah laut yang bersengketa.

Taktik perang laut itu diberi judul Advantage at Sea dan diterbitkan bulan lalu tersebut, mendefinisikan tujuan angkatan laut AS sebagai "menjaga kebebasan laut, mencegah agresi, dan memenangkan perang".

Baca Juga: Meski Bentuknya Kecil, Temuan Drone China di Perairan Indonesia Disebut Pertanda Perang dari Tiongkok, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Langsung Angkat Bicara!

"Perilaku China dan percepatan pertumbuhan militer menempatkannya pada lintasan yang akan menantang kemampuan kami untuk terus melakukannya."

"Kami berada pada titik perubahan," demikian strategi perang maritim AS terbaru yang dikutip South Morning China Post.

Sejak tahun 2015, AS meningkatkan aktivitasnya di zona abu-abu untuk memproyeksikan kekuatan di bawah ambang batas yang dapat mendorong respon militer konvesional.

Salah satunya yang dilakukan oleh AS di Laut China Selatan yang membuat Tiongkok bertindak tegas.

Baca Juga: Wanti-wanti Inggris agar Tak Ikut-ikut Amerika, Tiongkok Ancam Bakal Ambil Tindakan Bila HMS Queen Elizabeth Nekat Sentuh Kawasan Laut China Selatan

Pemerintah China mengklaim hampir 90% Laut China Selatan yang kaya sumber daya, berdasarkan apa yang mereka sebut sembilan garis putus-putus yang telah mendapat tantangan keras dari tetangganya termasuk Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia.

Klaim itupun diputuskan pada tahun 2016 oleh pengadilan PBB lantaran tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Jalur laut ini memang diketahui sangat sibuk lantaran memiliki lokasi geostrategisnya yang cukup berpengaruh.

Source : South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest