Sosok.ID - Patroli gabungan strategis udara yang diadakan angkatan udara Rusia dan China pada Selasa (22/12/2020), di atas Laut Jepang dan Laut China Timur membuat pernyataan besar tentang geopolitik kawasan Asia-Pasifik.
Pakar China telah mengisyaratkan bahwa peristiwa semacam itu bisa menjadi "rutinitas" di masa depan.
Melansir Asia Times, Minggu (27/12/2020), dikatakan bahwa Menteri Pertahanan China dan Rusia membuat pengumuman bersama pada kesempatan itu.
China mengirim empat pembom strategis H-6K berkemampuan nuklir "untuk membentuk formasi bersama" dengan dua pembom Tu-95 Rusia yang terkenal.
Hal itu dilakukan untuk patroli bersama sebagai "bagian dari rencana kerja sama militer tahunan" antara kedua negara.
Pengumuman tersebut mengatakan patroli bersama "bertujuan untuk mengembangkan lebih lanjut kemitraan strategis komprehensif China-Rusia di era baru.
"Dan meningkatkan tingkat koordinasi strategis serta kemampuan operasional kedua militer untuk bersama-sama menjaga stabilitas strategis global."
Anehnya, hanya sebulan yang lalu, pada 6 November, dua pembom pembawa rudal strategis Tupolev Tu-95MS dari Angkatan Udara Rusia melakukan penerbangan delapan jam terjadwal di atas perairan netral Laut Jepang dan Pasifik barat laut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, "Di beberapa bagian rute, pembom pembawa rudal strategis dikawal oleh pesawat tempur Su-35S."
Jelas, patroli bersama dengan China bukanlah suatu keharusan mutlak dari perspektif pertahanan nasional Rusia. Tapi optik dan pesannya penting.