Diketahui China telah membangun pulau-pulau buatan dengan fasilitas udara dan angkatan laut yang mengklaim hampir seluruh area di bawah kebijakan yang mereka sebut "sembilan- garis putus-putus".
"Pasukan otoriter secara konsisten berusaha untuk melanggar tatanan berbasis norma yang ada," kata Tsai.
"Taiwan telah menerima ancaman militer seperti itu setiap hari."
Tsai tidak menyebut nama China. Namun dalam beberapa bulan terakhir, Taipei menyalahkan Beijing atas pelanggaran "berulang" di wilayah udaranya.
Kemitraan keamanan AS-TaiwanKementerian Pertahanan Nasional merinci serangan hampir setiap hari ke wilayah udara Taiwan yang dilakukan oleh pesawat China.
Pada bulan September, China dilaporkan mengancam atau memasuki wilayah udara Taiwan sebanyak 46 kali dalam sembilan hari terakhir, katanya.
“Fly over terjadi hampir setiap hari. Terkadang itu adalah pesawat intelijen elektronik yang dikawal oleh pesawat tempur, atau terkadang itu adalah pesawat perang anti-kapal selam," ungkap "Liao" Kitsch" Yen-Fan, seorang analis keamanan di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional di Taiwan mengatakan.
Liao mengatakan kepada Al Jazeera bahwa China yang melintasi garis median Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan bersifat "sangat provokatif".
"Ini mungkin untuk menguji dan memetakan respons kami dan menetapkan normal baru."
Tsai menolak pandangan Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari "Satu China". Pernyataan itu sontak membuat China murka.