Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Taiwan Nyaris 'Sekarat' Hadapi Ancaman China Setiap Hari ketika AS Umumkan Penjualan Senjata Senilai 280 Juta Dollar

Rifka Amalia - Rabu, 09 Desember 2020 | 10:13
Foto: Tentara ditugaskan ke brigade senjata gabungan di bawah Angkatan Darat Grup 76 PLA menggunakan bom asap selama latihan pertempuran nyata pada 26 September 2020.
China Military

Foto: Tentara ditugaskan ke brigade senjata gabungan di bawah Angkatan Darat Grup 76 PLA menggunakan bom asap selama latihan pertempuran nyata pada 26 September 2020.

Sosok.ID - Amerika Serikat (AS) mengumumkan penjualan senjata senilai 280 juta dollar atau sekira setara dengan Rp 4 triliun, yang membuat Taiwan menghadapi ancaman militer di hampir setiap harinya.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan penjualan senjata terbaru menunjukkan komitmen AS untuk membantu memperkuat kemampuan pertahanan pulau itu.

Namun Taiwan juga menghadapi ancaman militer harian dari "pasukan otoriter" akibat penjualan tersebut.

Dikutip dari Aljazeera.com, hal itu dikatakan Presiden Tsai Ing-wen pada hari Selasa (8/12/2020), ketika Amerika Serikat mengumumkan paket penjualan senjata baru senilai $ 280 juta ke pulau Taiwan.

Baca Juga: Trump Bikin Onar di Hari-hari Terakhirnya, China Sepenuhnya Siap untuk Skenario Konflik Militer: Kami Tidak Takut AS dan Krisis di Taiwan!

Pemerintahan Trump yang tak lama lagi berakhir, telah meningkatkan dukungan untuk Taiwan dengan total 11 paket penjualan senjata.

Pada hari Senin mereka memberi tahu Kongres tentang rencananya untuk menjual Sistem Komunikasi Informasi Lapangan (FICS) baru ke Taiwan.

Sistem ini dirancang untuk menyediakan komunikasi seluler yang aman di pulau itu dan merupakan bagian dari tujuan Taiwan untuk memodernisasi komunikasi militernya.

Penjualan semacam itu memantik amarah China, meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Washington.

Baca Juga: Amerika Klaim Seluruh Dunia Akan Geruduk China Jika Berani Menyerang Taiwan

China telah menempatkan sanksi pada perusahaan AS yang terlibat dalam meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan, termasuk misi angkatan udara reguler.

Dalam forum keamanan di Taipei, Tsai mencatat ancaman di wilayah tersebut, termasuk Laut China Selatan yang "semakin termiliterisasi".

Source : Al Jazeera

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x