Sosok.ID - Kepulangan Habib Rizieq disambut oleh ribuan massa simpatisan Front Pembela Islam (FPI).
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, berkerumunnya ribuan massa dinilai meresahkan. Terlebih Jakarta masih melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Selain penjemputan, acara maulid nabi dan pernikahan putri Habib Rizieq juga menimbulkan kerumunan yang besar.
Akibatnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuai hujaman kritik, karena dianggap membiarkan pelanggaran PSBB.
Anies juga ditegur oleh pemerintah pusat, sebab tak mengindahkan protokol kesehatan Covid-19 di daerah yang ia pimpin.
Salah satu yang angkat suara yakni Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Mahfud MD menilai bahwa penegakan protokol kesehatan di ibu kota merupakan kewenangan Pemprov DKI Jakarta.
Ia pun menyesalkan adanya kerumunan massa dalam kegiatan Maulid Nabi dan pernikahan putri Rizieq Shihab yang berlangsung di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020).
Padahal menurut Mahfud, pemerintah pusat telah mendesak Anies untuk mengawal jalannya acara agar memtauhi protokol kesehatan.
"Di mana pemerintah sebenarnya telah memperingatkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk meminta penyelenggara agar mematuhi protokol kesehatan," ucapnya, dikutip dari Kompas.com.
"Pemerintah akan menindak tegas dan melakukan penegakan hukum bila masih melakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar," kata Mahfud.
Menanggapi pernyataan Mahfud MD, Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI), Awit Mashuri tidak terima jika acara yang digelar FPI disebut memicu peningkatan infeksi Covid-19.
Awit dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Senin (16/11/2020), dikutip dari TribunWow.com, meyakini bahwa kerumunan bukan hanya terjadi pada acara yang digelar FPI.
Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah berusaha agar peserta mematuhi protokol kesehatan, meski fakta di lapangan diakuinya tidak sesuai harapan.
"Sudah laskar FPI itu sudah menasehati, menegur, bahkan dari panggung itu MC selalu berbicara mengingatkan untuk mematuhi protokol," ujar Awit Mashuri, dikutip dari TribunWow.com.
"Jadi kita pada intinya ingin mengikuti alur protokol kesehatan yang telah diterapkan," jelasnya.
Kendati demikian, Awit menentang pernyataan Mahfud yang menyebut acara tersebut telah menggugurkan kampanye protokol kesehatan.
"Jadi kalau misalnya ada naik dalam satu minggu ini, kan kerumunan massa bukan hanya di Petamburan saja, mungkin di tempat-tempat lain yang tidak terjangkau, tidak terlihat," ungkapnya.
"Jangan dilemparkan ke Petamburan, apa mentang-mentang ini FPI, mentang-mentang ini Habib Rizieq," imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Awit, kasus infeksi Covid-19 yang semakin naik adalah kegagalan dari pemerintah pusat.
Ia bahkan meminta Mahfud MD untuk berhati-hati.
"Jadi Pak Mahfud MD perlu hati-hati, 'delapan bulan kerja keras pemerintah', itu kan begitu kalimatnya, bahwa dengan acara di Petamburan itu kemudian seolah-olah ini menggugurkan delapan bulan," katanya.
"Kegagalan mengurusi Covid-19 ini bukan Petamburan, ini pemerintah yang gagal mengurus yang dari awal diminta oleh Habib Rizieq sendiri untuk lockdown," tandas Awit. (*)