Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Indonesia Harus Siaga, Anak Buah Joe Biden Berjanji Akan Mulai Perang Laut China Selatan dengan Tenggelamkan Semua Kapal Tiongkok yang Berada di Kawasan Itu!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 16 November 2020 | 15:50
ilustrasi. Indonesia Harus Siaga, Anak Buah Joe Biden Berjanji Akan Mulai Perang Laut China Selatan dengan Tenggelamkan Semua Kapal Tiongkok yang Berada di Kawasan Itu!
via Anadolu Agency

ilustrasi. Indonesia Harus Siaga, Anak Buah Joe Biden Berjanji Akan Mulai Perang Laut China Selatan dengan Tenggelamkan Semua Kapal Tiongkok yang Berada di Kawasan Itu!

Sosok.ID - Sebuah pernyataan mengejutkan dikemukakan sosok yang digadang-gadang akan menjabat sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS).

Orang kepercayaan presiden terpilih AS, Joe Biden tersebut bahkan membuat publik terutama pakar politik internasional syok.

Bagaimana tidak? belum juga dilantik menjadi pejabat, sosok ini mengisyaratkan akan memulai perang dunia III.

Calon potensial pemimpin Pentagon dari pihak Joe Biden itu mengklaim AS harus dapat menenggelamkan kapal perang China.

Baca Juga: Padahal Presiden yang Sekarang Musuh Besarnya, Tapi China Ogah Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Lebih Suka Donald Trump?

Bahkan ia menjanjikan apa yang akan dilakukannya jika terpilih itu hanya dalam waktu 72 jam saja.

Michele Flournoy, sebelumnya adalah seorang wakil menteri pertahanan dalam pemerintahan Obama.

Ia kini digadang-gadang akan dipilih Joe Biden menduduki kursi menteri pertahanan bila Biden telah dilantik.

Melansir dari Express.co.uk, Senin (16/11/2020) Flournoy mengatakan usaha pertama untuk menghancurkan China adalah dengan menempatkan sejumlah pasukan.

Baca Juga: Dipenuhi Kapal Militer hingga Jadi Seperti 'Medan Perang', Kawasan Laut China Selatan Kini Harus Diwaspadai Negara di Sekitarnya, Bencana Ini Digadang-gadang akan Terjadi

Dirinya bermaksud untuk menaruh banyak pasukan di kawasan Laut China Selatan.

Hal itu sebagai langkah awal dalam usaha menghancurkan China.

Dalam tulisannya di jurnal Foreign Affairs awal tahun ini, Flournoy menyerukan peningkatan kehadiran angkatan laut Amerika di Laut Cina Selatan.

Dia mengatakan bahwa Washington kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.

"Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan secara kredibel mengancam untuk menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di Laut China Selatan dalam waktu 72 jam, para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, katakanlah, meluncurkan sebuah blokade atau invasi Taiwan; mereka harus bertanya-tanya apakah layak mempertaruhkan seluruh armada mereka,” tulis Flournoy.

Baca Juga: Nasib Laut China Selatan Jika Joe Biden Menang, Kebijakan Trump Bakal Diobrak-abrik? 'Konflik Aktual' Akan Segera Datang

Mengutip dari wawancara dengan Defense News, Flournoy mengungkapkan hal yang mengejutkan.

“Kita harus memiliki keunggulan yang cukup, yang pertama dan terpenting kita dapat mencegah China menyerang atau membahayakan kepentingan vital kita dan sekutu kita. Itu berarti tekad."

Namun mantan wakil menteri itu juga menginginkan perubahan dari pandangan "buram" pemerintahan Trump tentang China, dan menyatakan keinginan untuk beberapa kerja sama antara Beijing dan Washington.

“Ada serangkaian ancaman, apakah itu mencegah pandemi berikutnya, atau menangani perubahan iklim, atau berurusan dengan proliferasi nuklir Korea Utara di mana, suka atau tidak, kita harus berurusan dengan China sebagai mitra atau kita tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut," ujarnya.

Baca Juga: AS Klaim Vietnam Bertindak sebagai Benteng Anti-China, Beijing Semprot Washington: Jangan Mimpi!

Apa yang diungkapkan oleh salah satu sosok penyokong kemenangan Biden itu langsung ditanggapi oleh Beijing.

Wu Xinbo, direktur Pusat Studi Amerika Universitas Fudan berkata kepada South China Morning Post: "Ancaman seperti itu hampir tidak dapat bekerja, karena PLA telah dan selalu memperhitungkan campur tangan Amerika secara langsung ketika merencanakan operasi militer di Taiwan."

Ternyata apa yang diungkapkan oleh Flournoy tersebut telah diprediksi salah seorang peneliti dari S. Rajaratnam School of Internasional Studies di Nanyang Techological University Singapura.

Baca Juga: Sampai Saat Ini Hubungan dengan China Masih Adem Ayem, Indonesia Justru Diprediksi Bakal Terlibat Perselisihan Sengit dengan Tiongkok di Masa Depan, Terungkap Pemicunya

Collin Koh menyebutkan sebenarnya siapa yang akan menjadi Pemimpin AS bukan menjadi alasan terjadinya perang di Laut China Selatan.

"Terlepas dari siapa yang ada di Gedung Putih, kemampuan untuk mempertahankan pencegahan yang kredibel dan jika perlu, mengalahkan agresi [Tentara Pembebasan Rakyat] terhadap Taiwan sesuai dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan, akan dipandang sebagai hal yang disepakati," papar Koh seperti dikutip Express.co.uk.

Namun apa yang diungkapkan oleh calon pemimpin Pentagon itu langsung disikapi dengan cukup keras oleh petinggi China.

Baca Juga: Lebih Parah dari China, Vietnam dalam 4 Bulan Terjunkan 21 Kapal Ikan untuk Rongrong Natuna Utara, Nyolot Sejak Kapal Ilegal Tak Ditenggelamkan

Mengutip dari The Global Times, China mengklaim kekuatan militer Barat tak akan bisa menggoyahkan pengaruh Beijing di Laut China Selatan.

"Apakah ada negara Barat yang berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk menekan China agar menyerah? Tidak sama sekali. Pasukan Barat memiliki pertimbangan yang cukup rumit dan egois ketika mereka melangkah di perairan berlumpur soal Hong Kong. Mereka ingin menahan China dengan mengacaukan Hong Kong, tetapi mereka tidak mungkin mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk mencari dominasi atas urusan Hong Kong."

Baca Juga: Tak Biasanya Dikunjungi Pejabat Tinggi Negara-negara Maju dalam Waktu Berdekatan, Para Pakar Sarankan Jokowi Untuk Siagakan Indonesia pada Ancaman Perang Dunia III

"Mereka tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, juga tidak punya nyali untuk melakukan itu. Tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menjadi pengungkit untuk membantu oposisi menantang pemerintah pusat secara konstitusional." (*)

Source :Express.co.uk Defense News.com Global Times South China Morning Post

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x