Sosok.ID - Asia Times menilai, Indonesia bisa menjadi yang terdepan, namun status non-bloknya akan diuji dengan berat.
Media itu menyebut kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang akan datang adalah untuk membahas bagaimana Indonesia dan AS dapat bekerja sama menuju "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," konstruksi AS untuk menahan "ancaman China."
AS telah mendesak banyak negara Asia Tenggara untuk bergabung dalam upayanya menahan China secara politik dan militer.
Indonesia, pemimpin de facto dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) Asia Tenggara, dapat menunjukkan jalan bagi anggota blok lainnya dalam menghadapi rayuan dua negara adidaya itu.
Jalan yang perlu dilakukan adalah dengan "mengatakan tidak" untuk permintaan dari AS dan China yang dinilai bertentangan dengan kepentingannya.
Diketahui, Indonesia baru-baru ini dengan tegas menolak permintaan AS untuk mengisi bahan bakar dan melayani pesawat pengumpul intelijen Amerika yang menargetkan China.
Ini sesuai dengan kebijakan non-blok Jakarta dan keinginannya untuk tetap netral dalam perjuangan AS-China untuk dominasi regional.
Bukan hanya kepada AS, Indonesia juga telah mengatakan "tidak" kepada China.
Pada Desember 2019, ketika 63 kapal nelayan Tiongkok disertai tiga kapal Penjaga Pantai memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang diklaim Indonesia di lepas Natuna, Jakarta melakukan protes keras dan bahkan mengirim kapal perang dan jet tempur ke daerah tersebut.
Indonesia juga telah menolak klaim China atas hak-hak tertentu di ZEE Indonesia serta tawaran Beijing untuk membahas masalah tersebut, dengan mengatakan tidak ada yang perlu dibahas karena klaim China tidak valid.