Sosok.ID - Sebelum pemenang pemilihan presiden AS ditetapkan, Dahlan Iskan pada Jumat (6/11/2020) mengatakan Indonesia memiliki PR lebih jika Joe Biden terpilih.
Dengan kata lain, Indonesia akan lebih diuntungkan jika Donald Trump yang kembali menduduki Gedung Putih.
Dikutip dari TribunWow.com, Dahlan Iskan dalam tayangan YouTube DI's Way menyampaikan opininya.
Seperti diketahui, Donald Trump dikenal sebagai presiden kontroversial dan anti-China.
Hal itu secara tidak langsung menguntungkan perekonomian Indonesia.
Menurut Dahlan, ketika China dan Amerika bermusuhan, beberapa perusahaan dari kedua negara akan menyasar RI.
Perusahaan China enggan melebarkan sayap di Amerika karena hubungan yang tidak baik, sehingga Indonesia menjadi salah satu opsi untuk melakukannya.
Pun bagi Amerika, bekerja sama dengan Indonesia akan dinilai lebih baik ketimbang melibatkan China.
"Jadi kalau Trump yang menang karena akan bermusuhan terus dengan Tiongkok, mungkin beberapa perusahaan Tiongkok akan lari ke Indonesia salah satunya," ujar Dahlan Iskan.
Menurut Mantan Menteri BUMN ini, saingan Indonesia mungkin hanya Vietnam dan Kamboja.
Namun jika Joe Biden yang terpilih, maka Indonesia harus berhati-hati.
Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden dikenal vokal mendukung hak-hak kemerdekaan.
Demokrat juga menolak keras adanya kasus Hak Asasi Manusia (HAM).
Di sisi lain Indonesia hingga kini dihadapkan dengan isu-isu HAM Papua.
Sebuah kelompok kriminal bersenjata yang mendukung kemerdekaan Papua bahkan kerap melakukan aksi yang membahayakan warga sipil.
"Kan mungkin kalau Biden yang akhirnya terpilih nanti, ya Indonesia harus waspada dengan Papua," kata Dahlan Iskan.
"Karena Demokrat ini kan lebih mementingkan hak-hak asasi manusia, kemudian lebih mementingkan hak-hak kemerdekaan."
"Sehingga mungkin Indonesia lebih harus berjuang bagaimana memproteksi Papua," tuturnya.
Tidak berbeda dengan RI, China pun mungkin akan kerepotan jika Joe Biden terpilih sebagai Presiden AS.
"Tiongkok juga harus keras berjuang memproteksi Tibet, memproteksi Xinjiang dan Hongkong dan Taiwan," pungkasnya.
Sebelumnya, ekonom senior Indef, Faisal Basri juga mengatakan hal serupa.
Menurut Faisal, Indonesia akan lebih diuntungkan jika Trump yang memenangi pemilihan.
“Saya enggak suka nih jawabannya, kalau Donald Trump menang itu lebih menguntungkan buat Indonesia,” ujar Faisal, Rabu (4/11/2020), dikutip dari Kompas.com.
“Jadi (Partai) Demokrat itu kalau mau ngasih banyak banget syaratnya, human rights-lah, itu lah."
"Kalau partai Republik ini kerjanya (memberikan) stimulus, cetak uang, sehingga dollar AS turun, merosot, rupiah-nya menguat tanpa kita usaha,” lanjutnya.
Dengan terpilihnya Biden, ungkap Faisal, maka dollar AS akan semakin kuat karena defisitnya turun. Akibatnya rupiah akan semakin melemah.
"Jadi faktor eksternalnya yang bersifat heksogen itu dari AS very unfortunate,” ungkapnya.
Jika Presiden AS dari Partai Demokrat, ekonomi Indonesia akan terganggu, menurutnya.
Faisal bahkan mencontohkan kejatuhan Presiden Soeharto di masa lalu, saat Amerika dipimpin oleh Demokrat.
“Inget enggak pas Pak Soeharto jatuh? itu kan Presidennya Partai Demokrat.
"Nah kalau republik yang penting bisnis, perusahaan minyaknya diminta dikasih fasilitas, freeportnya jangan diganggu, yang gitu-gitu dan GSP dikasih,” ujarnya.
Adapun saat ini, Joe Biden yang berangkat dari Partai Demokrat telah mengantongi kemenangan dengan 290 suara elektoral.
Sementara Trump dari Partai Republik kalah dengan 214 suara elektoral. (*)