Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Niatnya Pasang Ranjau untuk Cegah Pembelot ke China, Puluhan Tentara Korea Utara Justru Terluka Setelah Ranjau yang Dipasang Tiba-tiba Meledak

Dwi Nur Mashitoh - Jumat, 30 Oktober 2020 | 19:00
Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan dengan China, Yalu River.
worldwatchmonitor

Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan dengan China, Yalu River.

Sosok.ID - Puluhan tentara Korea Utara dikabarkan terluka akibat ledakan dari ranjau yang mereka pasang di perbatasan dengan China.

Ledakan itu terjadi saat pasukan penjaga perbatasan mengubur ranjau untuk menghalangi para pembelot Korea Utara, menurut Radio Free Asia.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, seorang penduduk Korea Utara mengatakan otoritas militer Kim Jong Un "tidak memberikan pelatihan yang memadai kepada tentara yang memasang ranjau".

Pembelot Korea Utara kebanyakan memilih melarikan dari melalui China daripada pergi ke Korea Selatan dengan menyeberang DMZ yang dijaga ketat.

Baca Juga: Saat Ibu Negara Korea Utara Menghilang Bak Ditelan Bumi, Mantan Kekasih Kim Jong Un Digadang-gadang Gantikan Posisi Adik sang Pimpinan Tertinggi Korut

Tetapi beberapa tahun terakhir Pyongyang dan Beijing memperketat penjagaan di perbatasan dua negara itu.

Warga Korea Utara yang mengungkapkan insiden ledakan itu mengatakan bahwa pemasangan ranjau di perbatasan dengan China itu adalah yang pertama kalinya dilakukan.

"Ini hanya bisa diartikan sebagai upaya untuk menutup total perbatasan dan mencegah penduduk melarikan diri," kata mereka.

Sebaliknya, diketahui ada jutaan ranjau yang dipasang di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, beberapa di antaranya merupakan peninggalan Perang Korea yang berakhir buntu pada 1953.

Baca Juga: Kim Jong Un Ketakutan, Warga Korea Utara Wajib Kurung Diri di Rumah untuk Hindari Debu Kuning Misterius dari China yang Diyakini Menyebarkan Virus Corona

Terlepas dari ledakan yang baru-baru terjadi itu, banyak tentara Korea Utara yang telah ditugaskan untuk memasang ranjau darat, kata sumber tersebut.

Namun, mereka mengaku ledakan itu membuatnya gugup dan gelisah, setelah para pemimpin militer gagal memberikan pelatihan yang tepat.

Ledakan itu terjadi di Hamgyong Utara, provinsi paling utara di negara itu, sementara ranjau juga diduga diletakkan di dekat Ryanggang.

Penjagaan di perbatasan dengan China yang membentang sejauh 880 mil itu biasanya sangat rapuh di musim dingin.

Baca Juga: Sebut Para Tahanan Minum Air Campur Abu Jenazah, Mantan Napi Ceritakan Kejamnya Perlakuan Kamp Penjara Terhadap Jasad Para Terpidana, Mayatnya Ditumpuk hingga Membusuk dan Jadi Makanan Tikus Sebelum Dibakar

Peta perbatasan China dan Korea Utara.
Daily Mail

Peta perbatasan China dan Korea Utara.

Saat itu lah, orang-orang dapat melarikan diri dari Korea Utara dengan melintasi sungai yang membeku.

Tetapi awal tahun ini, Korea Utara memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat untuk menangkis virus corona, yang diklaim oleh rezim Kim Jong-un telah dicegah sepenuhnya.

Para ahli mengatakan penguncian merugikan ekonomi yang sudah terpukul oleh sanksi yang dipimpin AS dan biasanya mengandalkan China sebagai mitra dagang terbesarnya.

Namun, China memperingatkan awal tahun ini bahwa orang bisa ditembak jika mereka terlalu dekat dengan perbatasan Korea Utara.

Baca Juga: Korea Selatan Yakin Pejabatnya yang Hanyut hingga Perairan Korea Utara Ditembak dan Dibakar Bukan atas Perintah Kim Jong Un, Intelijen Negeri Ginseng Beberkan Alasannya

Sementara warga Korea Utara dapat dikirim ke kamp penjara karena mencoba membelot ke Korea Selatan atau bekerja dan tinggal di China.

Para pembelot sendiri telah menjadi sumber ketegangan antara kedua negara Korea dan mereka dikecam sebagai 'sampah manusia' oleh media resmi di Utara.

Beberapa pembelot diketahui mengirim selebaran propaganda ke seluruh DMZ, membuat marah Korea Utara yang mengancam pembalasan militer.

Pada bulan Juni, Korea Utara meledakkan kantor penghubung yang dimaksudkan untuk membina hubungan yang lebih baik antara kedua negara setelah menyuarakan kemarahan tentang aktivitas para pembelot.

Baca Juga: Dianggap Menentang Rezim Kim Jong Un Gegara Bahas Perekonomian Negara Saat Pesta Makan Malam, Lima Pejabat Korea Utara Ditembak Mati, Semua Keluarganya Juga Dikirim ke Kamp Penjara

Para ahli mengatakan dimulainya rezim Kim Jong Un pada 2011 menyebabkan tindakan keras di perbatasan China dengan lebih banyak pagar, pos penjagaan, dan pemantauan panggilan telepon.

China juga mengganggu upaya pelarian dalam serangkaian penggerebekan pada 2019 yang menyebabkan setidaknya 30 pembelot Korea Utara ditangkap.

Beberapa penangkapan terjadi bermil-mil jauhnya dari 'zona merah' dekat perbatasan Korea Utara, termasuk penggerebekan di setidaknya dua rumah persembunyian.

Seorang pekerja pengungsi mengatakan China ingin menghentikan masuknya pengungsi Korea Utara seperti yang terjadi pada 1990-an akibat kelaparan di negara rahasia itu.

Baca Juga: Tak Selevel dengan Negara Lain yang Berlomba-lomba Cari Vaksin Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Pasukan Korea Utara untuk Tembak Mati Siapapun yang Berada di Perbatasan Korut-China Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

(*)

Source :Daily Mail

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x