Follow Us

Niatnya Pasang Ranjau untuk Cegah Pembelot ke China, Puluhan Tentara Korea Utara Justru Terluka Setelah Ranjau yang Dipasang Tiba-tiba Meledak

Dwi Nur Mashitoh - Jumat, 30 Oktober 2020 | 19:00
Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan dengan China, Yalu River.
worldwatchmonitor

Dua tentara Korea Utara berjaga di perbatasan dengan China, Yalu River.

Sosok.ID - Puluhan tentara Korea Utara dikabarkan terluka akibat ledakan dari ranjau yang mereka pasang di perbatasan dengan China.

Ledakan itu terjadi saat pasukan penjaga perbatasan mengubur ranjau untuk menghalangi para pembelot Korea Utara, menurut Radio Free Asia.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, seorang penduduk Korea Utara mengatakan otoritas militer Kim Jong Un "tidak memberikan pelatihan yang memadai kepada tentara yang memasang ranjau".

Pembelot Korea Utara kebanyakan memilih melarikan dari melalui China daripada pergi ke Korea Selatan dengan menyeberang DMZ yang dijaga ketat.

Baca Juga: Saat Ibu Negara Korea Utara Menghilang Bak Ditelan Bumi, Mantan Kekasih Kim Jong Un Digadang-gadang Gantikan Posisi Adik sang Pimpinan Tertinggi Korut

Tetapi beberapa tahun terakhir Pyongyang dan Beijing memperketat penjagaan di perbatasan dua negara itu.

Warga Korea Utara yang mengungkapkan insiden ledakan itu mengatakan bahwa pemasangan ranjau di perbatasan dengan China itu adalah yang pertama kalinya dilakukan.

"Ini hanya bisa diartikan sebagai upaya untuk menutup total perbatasan dan mencegah penduduk melarikan diri," kata mereka.

Sebaliknya, diketahui ada jutaan ranjau yang dipasang di dekat perbatasan dengan Korea Selatan, beberapa di antaranya merupakan peninggalan Perang Korea yang berakhir buntu pada 1953.

Baca Juga: Kim Jong Un Ketakutan, Warga Korea Utara Wajib Kurung Diri di Rumah untuk Hindari Debu Kuning Misterius dari China yang Diyakini Menyebarkan Virus Corona

Terlepas dari ledakan yang baru-baru terjadi itu, banyak tentara Korea Utara yang telah ditugaskan untuk memasang ranjau darat, kata sumber tersebut.

Namun, mereka mengaku ledakan itu membuatnya gugup dan gelisah, setelah para pemimpin militer gagal memberikan pelatihan yang tepat.

Source : Daily Mail

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest