Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Trump Gencar Sebarkan Paham Anti China Jelang Pilpres, Indonesia Jadi Pemberhentian Terakhir, India Dipepet Meski Sempat Dikatai 'Kotor'

Rifka Amalia - Minggu, 25 Oktober 2020 | 16:00
Tensi antara China dan Amerika Serikat masih memanas.
ytimg.com (screenshoot)

Tensi antara China dan Amerika Serikat masih memanas.

Ketegangan perbatasan yang meningkat antara New Delhi dan Beijing hanya menambah permusuhan China-Amerika.

Konflik dua negara besar itu sebelumnya dipicu oleh perselisihan mengenai virus corona, perdagangan, teknologi, Taiwan, Tibet, Hong Kong, hak asasi manusia dan perselisihan antara China dan tetangganya yang lebih kecil di Laut China Selatan.

Baca Juga: China Mengemis agar India Kembalikan Tentaranya, Klaim Anggota PLA yang Ditangkap Tersesat Saat Bantu Penggembala Lokal

Klaim maritim dan teritorial yang bersaing itu akan menonjol di perhentian terakhir Pompeo di Indonesia.

Sementara itu, India ingin keluar dari cangkang masalah internal, termasuk kerusuhan di wilayah Himalaya Kashmir, dan ingin bergabung dengan sekelompok negara yang berpikiran sama yang menghadapi ancaman dari China dan Pakistan.

Pertemuan AS dan India pada hari Selasa terjadi di tengah gejolak ketegangan militer antara India dan China baru-baru ini.

Trump telah menawarkan untuk membantu meredakan ketegangan tetapi belum menerima indikasi ketertarikan dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Australia, AS, dan Jepang Turun di 'Medan Tempur' Malabar India,China Ketar-ketir Bakal Dibangun NATO Indo-Pasifik Usai Quad Adakan Pertemuan

India dan China diketahui berperang selama sebulan di wilayah perbatasan Himalaya pada puncak Krisis Rudal Kuba pada musim gugur tahun 1962.

Banyak pihak yang takut akan terjadi konfrontasi serupa sebelum musim dingin ini tiba.

Adapun Pompeo tidak merahasiakan keinginan pemerintahan Trump untuk mengisolasi China.

Ditanya tentang perjalanannya, Pompeo mengatakan minggu lalu: "Saya yakin bahwa pertemuan saya juga akan mencakup diskusi tentang bagaimana negara-negara bebas dapat bekerja sama untuk menggagalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Komunis China."

Source : Associated Press

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x