"Perilaku yang normal di sebagian besar negara lain didiskriminalisasi di Korea Utara."
Ia menyebutkan seperti mempraktikkan agama khususnya dalam kasus di sini, Kristen, dan memiliki Alkitab, serta mengakses informasi dari dunia luar, pada khususnya materi Korea Selatan, seperti dramanya.
Bahkan termasuk "kesalahan penanganan" atau "tidak menghormati" halaman surat kabar yang memuat gambar pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan pemimpin generasi sebelumnya.
"Apa pun yang seperti itu mengakibatkan hukuman penjara di fasilitas penahanan Korea Utara," ujar Scarlatoiu.
Kamp konsentrasi Changori secara resmi disebut Kyo-hwa-so atau kamp pendidikan ulang, nomor 12.
Terletak di provinsi Hamgyong Utara, di sebelah utara negara itu, sekitar 15 mil dari perbatasan China.
Sebanyak 5.000 orang dipenjara di sana, dengan sekitar 60 persen dipenjara karena melintasi perbatasan secara ilegal dan 40 persen lainnya dihukum karena pelanggaran, seperti menonton TV asing.
Di sana, narapidana digunakan sebagai tenaga budak. Wanita bertugas membuat wig dan bulu mata palsu, dan memelihara ternak.
Sementara, pria dipekerjakan membuat furnitur, menambang tembaga, dan memproses bijih tambang mentah.