Sosok.ID - Meningkatnya ekspor ke Timur Tengah dan Kaukasus telah mengguncang keseimbangan kekuatan regional di wilayah tersebut.
Dikutip dari Nikkei, Kamis (8/10?2020), ekspor drone militer Turki meningkat, menyaingi sektor drone milik China dan mengguncang keseimbangan kekuatan militer di Kaukasus, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Sejak akhir September, media Turki dan Azerbaijan ramai dengan video yang menunjukkan drone bersenjata menyerang pasukan Armenia yang terletak di dalam wilayah Nagorno-Karabakh, daerah kantong milik Azerbaijan tetapi diperintah oleh etnis Armenia yang memisahkan diri.
"Jika kami tidak memperoleh kemampuan (pesawat tak berawak) ini, akan jauh lebih sulit bagi Azerbaijan untuk menghancurkan penumpukan militer selama 30 tahun, termasuk tank dan artileri," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev kepada saluran TV milik negara Turki, TRT, Senin.
Namun, beberapa negara khawatir.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne mengumumkan penangguhan izin ekspor untuk komponen terkait pesawat tak berawak ke Turki.
Hal itu dimaksudkan untuk menilai "tuduhan yang dibuat mengenai teknologi Kanada yang digunakan dalam konflik militer di Nagorno-Karabakh."
Ini hanyalah satu contoh perusahaan pertahanan Turki yang telah menjadi pembuat dan eksportir drone terkenal, dengan negara yang sekarang menantang pembuat drone mapan seperti China, Israel, dan AS.
Perusahaan pertahanan Turki Baykar Defense secara resmi mengumumkan ekspor drone TB-2 ke Qatar dan Ukraina pada 2018.
Namun, menurut banyak analis pertahanan dan keamanan, drone tersebut juga saat ini terbang di Libya dan Azerbaijan.