Hal itu diungkapnya dalam sebuah pemberitaan yang dikeluarkan oleh The National, Senin (28/9/2020).
Turki menjadi salah satu negara yang mendukung keras tentara Azerbaijan dalam perang melawan Armenia.
Turki mendesak Baku untuk terus bertempur sampai dapat merebut kembali wilayah Armenia yang memisahkan diri, meski pun ada seruan internasional untuk tenang.
Seorang petinggi Yerevan, Artak Bagdasaryan (36) mengatakan pertempuran itu terjadi lantaran kelompok mereka muak dengan tekanan yang dilakukan oleh pihak Azerbaijan.
“Kami lelah dengan ancaman Azerbaijan. kami akan berjuang sampai mati untuk menyelesaikan masalah ini untuk selamanya," kata Bagdasaryan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan mengungkapkan, bahkan pertempuran ini akan jadi salah satu pertempuran paling berdarah di pegunungan Kaukasus.
Baca Juga: Belum Juga Perang, Anggaran Pertahanan Taiwan Bokek Gegara Cegat Jet Tempur China
Pertarungan antara Azerbaijan Muslim Syiah dan Armenia yang mayoritas Kristen mengancam akan melibatkan pemain regional Rusia dan Turki, dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyerukan kekuatan global untuk mencegah keterlibatan Ankara.
"Kami berada di ambang perang skala penuh di Kaukasus Selatan," kata Pashinyan.
Sejumlah negara sebenarnya telah mendesak untuk melakukan gencatan senjata.