Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Timor Leste Tak Lagi Sudi Dipecundangi, Australia Dongkol 'Setengah Mati' Proyek Incaran di Bumi Lorosae malah Jatuh ke Tangan China

Rifka Amalia - Jumat, 11 September 2020 | 18:13
Timor Leste dan Australia.
Net via Suar.ID

Timor Leste dan Australia.

Sosok.ID-Sejak lepas dari Indonesia, negara Timor Leste selalu dikaitkan dengan Australia.

Menurut The Strategist,setelah Timor Timur berubah nama menjadi Timor Leste dan merdeka, Australia tak henti-hentinya mendekati negara tersebut.

Digadang-gadang Australia sengaja membangung hubungan baik agar dapat merampas kekayaan alam Bumi Lorosae.

Salah satu yang sangat diinginkan adalah, batas laut yang kaya akan sumber minyak, yang telah lama diambil oleh negeri kanguru tersebut.

Baca Juga: Kalah Telak dari China, Timor Leste Terang-terangan Pilih Berpaling Ke China untuk Garap Mega Proyek Ini, Media Australia Ungkit Bantuan Mereka Lebih Banyak Ketimbang China

Dengan lepasnya Timor Leste dari Indonesia, akan membuatnya semakin mengandalikan ladang minyak tersebut.

Namun, tampaknya hubungan Australia mulai renggang dari Timor Leste, karena mereka belakangan lebih memilih untuk meminta bantuan ke China.

Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Mari Alkatiri yang merupakan salah satu tokoh kunci mereka menyambut baik investasi dari China.

Menukil The Sydney Morning Herald dan The Age, ada rencana dari pemerintah untuk mengembangkan proyek minyak dan gas Greater Sunrise, sebagai bagian dari proyek Tasi Mane.

Baca Juga: Habis Manis Sepah Dibuang, Timor Leste Dikabarkan Ingin Kembali ke Pelukan NKRI, Denny Siregar: Makan Tuh Gombalan Australia!

Untuk menggarap proyek besar itu, Timor Leste ternyata lebih memilih China ketimbang Australia.

Greater Sunrise memiliki sekitar 50 miliar dollar AS minyak dan gas dengan Australia yang kemungkinan akan menguasai 30% ladang itu setelah perselisihan berkepanjangan atas batas lautan.

Timor Gap, perusahaan milik Timor Leste hanya memiliki 56% Greater Sunrise, sedang berupaya mengumpulkan pendanaan untuk proyek tersebut.

Melalui proyek Tasi Mane, di Greater Sunrise proyek menjanjikan untuk mengubah nasib Timor Leste keluar dari kemiskinan.

Baca Juga: Dihujat Seantero Negeri karena Lepaskan Timor Timur dari NKRI, BJ Habibie Punya 2 Alasan Cerdas Demi Selamatkan Bangsa Indonesia!

Namun, proyek itu telah tertunda lebih dari 1 dekade lamanya, akibat sengketa batas laut dengan Australia.

Alkatiri prihatin, karena sebelumnya negaranya hanya bergantung pada satu negara yaitu Australia.

"Bagi saya pendanaan yang datang dari Australia dan China, kedua sisi itu lebih baik," katanya.

Canberra sendiri semakin khawatir dengan pengaruh China yang semakin tumbuh sebagai kekuatan ekonomi di seluruh Asia Tenggara, Pasifik, dan negara kecil seperti Papua Nugini, Solomon dan Vanuatu.

Baca Juga: Dulu Katai Indonesia Penjajah, Kini Dubes Timor Leste Butuh Bantuan Ekonomi hingga Rela Bungkukkan Badan di Hadapan Gubernur Termiskin Ketiga di Nusantara

China telah membangun beberapa jalan baru di pantai selatan Timor Leste, menghubungkan bandara ke kota-kota pesisir, membangun istana presiden, gedung kementerian pertahanan, dan gedung kementrian luar negeri.

Bec Strating, dosen politik di Universitas La Trobe, yang menulis buku tentang Timor Leste mengatakan, "Bahwa satu-satunya penyandang dana di Timor Leste adalah China, itu adalah sesuatu yang dikhawatirkan Australia."

"Jika China satu-satunya pilihan, tampaknya itu akan diambil oleh para pemimpin Timor Leste," katanya.

Sementara itu, Xanana Gusmao, yang menjadi tokoh berpengaruh di Timor Leste, masih menggunakan sebagian besar dana perminyakan untuk membayar Tasi Mane.

Baca Juga: 21 Tahun Lalu Sokong Kemerdekaan Timor Leste, Australia Ternyata Pernah Dibikin Jiper dengan Kekuatan TNI AL Sampai Nyaris Gempur Jakarta

Hal itu dilakukan jika tidak mendapat pendanaan dari negara lain atau sektor swasta.

Ini menjadi perhatian khusus, karena sekitar 90% anggaran tahunan Timor Leste didanai oleh perminyakan dan pada gilirannya memperoleh pendapatan dari ladang Bayu-Undan.

Tetapi Bayu-Undan semakin berkurang dan diperkirakan tahun 2030 ladang itu akan mengering, dan membuat keuangan publiknya berada di bawah tekanan eksistensial.

China bisa menjadi satu-satunya pilihan yang mungkin diambil oleh Timor Leste, meskipun langkah ini dinilai sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga: Bertindak Bagai Musuh dalam Selimut Bagi Timor Leste, Nyali Australia Nyatanya Langsung Ciut Saat Bumi Lorosae Minta Bantuan ke China Soal Ini

Fidelis Magelhaens, Menteri Reformasi Legislatif dan Urusan Parlemen dan pejabat Menteri Urusan Ekonomi, mengatakan, "negaranya siap menyambut semua pihak yang datang, untuk proyek Tasi Mane."

"Mengenai China, tentu saja dia bisa menjadi mitra, tetapi keputusan diambil didasarkan pada keuntungan finansial," katanya.

Ditanya soal apakah prihatin dengan pengaruh China, mereka mengatakan, "Perhatian utama adalah keuntungan politik dan sosial di Timor Leste."

"Australia juga negara kaya, mereka harus berbuat banyak di Timor Leste," ungkapnya.(Afif Khoirul M)

Artikel ini telah tayang di Timor Leste dengan judul: Bikin Australia Kepanasan, Timor Leste Lebih Memilih China daripada Australia Untuk Mengurus Proyek yang Sangat Diinginkan Oleh Australia Ini

Source :Intisari Online

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x