Sosok.ID - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, dikenal sebagai pribadi yang nyentrik dan bergelimang harta.
Kendati dibalik sikapnya yang blak-blakan dan tak jarang kontroversial, Hotman merupakan pria yang profesional di bidangnya.
Jasanya sebagai kuasa hukum telah menyelamatkan banyak klien-klien besar.
Para artis ibukota juga tak ragu menyerahkan kasus kepada Hotman.
Namun rupanya, hidup glamor dengan banyak mobil mewah tidak berarti sempurna.
Hotman pun sama seperti kita, pernah berada di masa-masa sulit dan terpuruk sebelum bangkit.
Perbincangan tentang hidup itu disampaikan Hotman Paris kala berdialog dengan Ustaz Abdul Somad (UAS).
Mengutip Kontan.co.id, Hotman dan UAS melakukan perbincangan pada Sabtu (13/6/2020) malam.
Obrolan keduanya selama 1 jam berjalan hangat.
Keduanya bahkan sempat berbalas pantun menggunakan bahasa Batak.
Dalam perbincangan itu, UAS bertanya kepada Hotman tentang kiat sukses yang bisa ditularkannya kepada generasi muda.
Hotman menjawab pertanyaan itu dengan menyebutkan lima hal menuju kesuksesan.
Yakni pertama memiliki tujuan yang jelas, karena tanpa tujuan kita bisa menjadi terombang-ambing dan dihadang banyak masalah.
Kedua, Hotman mengatakan bahwa sukses itu butuh nyali untuk hidup.
Sebab nyali yang kuat bakal memudahkan berhubungan dengan orang lain dalam berbagai kondisi dan situasi.
Selanjutnya ia mengutip ucapan pendiri Facebook, di mana bahwa orang harus persisten atau ngotot dalam mencapai suatu tujuan.
Sukses juga tidak lepas dari kerja keras, karena proses akan memberikan hasil yang setimpal.
Sementara yang terakhir, Hotman menyebut perlunya membangun relasi kuat di masyarakat.
Kepada UAS Hotman mengatakan pendidikan terbaik untuk anak dimulai dari rumah.
Karena anak akan meniru dan menjadi cerminan orang tuanya.
"Anak-anak saya tahu saya bangun jam tiga pagi untuk bekerja dan bertanggungjawab kepada keluarga," katanya.
Hotman lantas bercerita, bahwa dirinya pernah berada di masa-masa sulit hingga merasa putus asa.
"Bahkan saya sempat mau bunuh diri minum cairan Baygon," cerita Hotman.
Keinginan mengakhiri hidup itu urung dilakukan Hotman saat mendengar canda tawa para tukang becak di area rumahnya.
"Mereka hanya bekerja sebagai tukang becak tapi bisa ketawa-ketawa bahagia. Saya saat itu bekerja di Bank Indonesia, tapi tidak menikmatinya," kata Hotman.
Rupanya saat itu, Hotman bekerja di Bank Indonesia. Ia juga merupakan teman satu angkatan Gubernur BI yang sekarang, yakni Perry Warjiyo.
Hotman mengaku putus asa saat bekerja di BI, sebab itu bukanlah mimpinya.
Dia bekerja di sana atas saran Profesor Subekti yang juga pakar hukum, meskipun sebenarnya Hotman tak menyukainya.
Kata Hotman, mempelajari mempelajari neraca keuangan menganalisa prospek industri dan masalah-masalah lain membuatnya stres.
Keputusasaan itu kian berat kala sang ibu menderita sakit darah tinggi.
Hingga suatu hari ibunya terkena serangan stroke dan meninggal dunia.
Setelah mengenang masa kecilnya dengan sang ibu, Hotman bercerita kepada UAS tentang rencana pensiunnya.
Ia juga bertanya bagaimana agar merasa tenang di masa pensiun.
Salah satu hal yang membuatnya tak tenang adalah jika anak-anaknya masih belum berhasil menjadi pengacara.
Hotman ingin memastikan tiga anaknya sukses sebelum pensiun secara penuh.
Adapun rencana pensiun Hotman Paris yakni untuk menikmati alam di masa tuanya dengan tinggal di Pulau Dewata Bali. (*)