Menurutnya, pelaku teror bisa dari berbagai kalangan, entah itu buzzer, atau bahkan aparatur negara.
"(Pelakunya) ada banyak kemungkinan, bisa jadi para buzzer, bisa aparat negara, bisa jadi orang lain, dari pelat merah, bisa pelat kuning, bisa pelat hitam, bisa semua," kata Zainal, dikutip dari KompasTV.
Zainal menyampaikan opininya saat hadir sebagai narasumber di program Rosi yang tayang Kamis (11/6/2020).
"Di tingkat penegakan hukum soal yang beginian itu lemah sekali, nyaris tidak ada yang selesai," sambungnya
Lebih lanjut Zainal mengatakan, jika aparat penegak hukum tidak dibenahi, maka akan selalu bermasalah.
"Penegakan hukum itu harus dikedepankan, penegakan hukum harus menjawab, harus bisa membenarkan, mendetailkan, supaya orang tahu masalahnya," tegasnya.
Baca Juga: Kencang Sindir Kabinet Jokowi Anti Kritik, Refly Harun Soroti Buzzer Politik: Kurang Kerjaan!
Seperti diberitakan sebelumnya, diskusi CLS UGM urung digelar setelah para panitia hingga salah seorang dosen mengaku mendapatkan teror.
Teror itu diyakini berhubungan erat dengan tajuk diskusi pemecatan presiden yang akan digelar.
Padahal menurut pihak penyelenggara, diskusi dilakukan untuk berdialog secara sehat.
Tema yang diusung dan kegiatan di dalamnya tak berhubungan dengan aksi makar atau gerakan politik tertentu.