Follow Us

Bangunkan Singa Tidur, Tiongkok Nekat Berulah di Kawasan Laut China Selatan Hingga Disebut Pengamat Bisa Pecah Perang Dengan Indonesia dan Malaysia

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Selasa, 09 Juni 2020 | 12:35
Bangunkan Singa Tidur, Tiongkok Nekat Berulah di Kawasan Laut China Selatan Hingga Disebut Pengamat Bisa Pecah Perang Dengan Indonesia dan Malaysia
Tribun Medan

Bangunkan Singa Tidur, Tiongkok Nekat Berulah di Kawasan Laut China Selatan Hingga Disebut Pengamat Bisa Pecah Perang Dengan Indonesia dan Malaysia

Sosok.ID - Tiongkok semakin bringas atas tindakannya di Laut China Selatan akhir-akhir ini.

Bahkan kegiatan laut gencar dilakukan oleh negeri Tirai Bambu di perairan yang sudah masuk wilayah negara lain,

Hal itupun dianggap sangat berpotensi memicu perang di perairan yang melintasi Indonesia dan Malaysia ini.

Dua kekuatan besar di kawasan itupun kini seperti terbangun setelah China nekat terobos wilayah teritori dua negara serumpun ini.

Baca Juga: Waspada, Diam-diam Tiongkok dan Korea Utara Lakukan Rapat Rahasia di Tengah Pandemi, Bahas Laut China Selatan Hingga Konflik Dengan Amerika, Untuk Apa?

Para pengamat Internasional pun mengkhawatirkan kebringasan China yang semakin meningkat beberapa waktu ini.

Bahkan kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat konflik ini menjadi sebuah perang laut.

Belum lama ini, kapal-kapal China pun mulai berani membuat ulah di kawasan utara pulau Kalimantan.

Kapal-kapal berbendera China selam sebulan ini terperangkap dalam sebuah konflik besar yang bisa memicu perang di perairan tersebut.

Baca Juga: Mantan Komandan Tertinggi NATO Bongkar Alasan Tiongkok Anggap Laut China Selatan Sebagai Danau Pribadi Hingga Siap Perang Untuk Merebutnya: Selalu Bersulang Untuk Ini!

Melansir dari CNN, Senin (8/6/2020), memanasnya kawasan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan Indonesia dan Malaysia ini bukan tanpa sebab.

Kodlik itu muncul saat kapal Malaysia, Capella Barat tengah mencari sumber daya di perairan tersebut beberapa waktu lalu.

Saat itu, mereka berpapasan dengan kapal survei Tiongkok yang diikuti dengan kapal penjaga pantai mereka.

Dua kapal berbendera Negeri Panda itu berlayar ke daerah itu untuk memindai melalui gambar satelit yang dianalisis oleh Institut Transparansi Maritim Asia (AMTI).

Baca Juga: Indonesia dan Negara ASEAN Harus Waspada, Tiongkok Blak-blakan Ogah Tunduk Dengan Hukum Internasional Apapun Mengenai Kekuasaannya di Laut China Selatan

Kegiatan kapal asing diperairan itupun membuat Malaysia bereaksi dan mengerahkan kapal ke kawasan yang dilintasi oleh Kapal Tiongkok tersebut.

Tak hanya mengerahkan kapal penjaga kedaulatan, pergerakan Malaysia itupun didukung oleh militer Amerika Serikat.

Memang kapal perang Amerika Serikat sedang melakukan latihan bersama di Laut China Selatan beberapa waktu ini.

Namun kegiatan itu diklaim oleh China sebagai kegiatan normal di perairan di bawah yuridiksi mereka.

Baca Juga: Orang Dalam di Militernya Bocorkan Tiongkok Sudah Rencanakan Ingin Rebut Laut China Selatan Sejak 2010, Digunakan Untuk Pertahanan Udara!

Meski demikian, kapal-kapal China memang beberapa bulan ini disebut memburu kapal negara lain yang mencoba mengeksplorasi sumber daya di perairan Laut China Selatan.

Menurut para ahli, China sedang mengadopsi taktik yang semakin kuat dan beresiko yang dapat memicu konflik baru dengan kekuatan di wilayah regional tersebut.

Terutama kekuatan militer Indonesia dan Malaysia yang menjadi militer terkuat di kawasan itu.

Direktur AMTI, Greg Polling, mengatakan, Indonesia dan Malaysia menganggap gangguan China ini lebih serius daripada sebelumnya.

Baca Juga: Tegang! Pesawat Jet Pengintainya Dipecundangi Tiongkok Sampai 9 Kali, AS Kirim 2 Bomber B-1B ke Laut China Selatan

Saat ini, kapal-kapal China memperluas jangkauan mereka di kawasan itu, sebagian besar karena keberadaan pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan.

"Pulau-pulau buatan itu menyediakan pangkalan terdepan untuk kapal-kapal China, dan hal itu secara efektif telah mengubah Malaysia dan Indonesia menjadi negara-negara yang berada di garis depannya," ujar Polling.

"Pada hari tertentu, di sana sekitar selusin kapal penjaga pantai berdengung di sekitar Kepulauan Spratly, dan sekitar seratus kapal nelayan, siap berangkat," terangnya.

Untuk diketahui, Laut China Selatan memang daerah perairan yang paling diperebutkan di dunia.

Baca Juga: Semakin Memanas, Jet Tempur AS 9 Kali Tantang Tiongkok di Atas Laut China Selatan, Termasuk Rudal yang Mengarah ke Kapal China

Termasuk dengan tumpang tindih klaim China atas sebagian besar negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan dan termasuk Indonesia.

Klaim itu disebut Beijing sebagai sembilan garis putus-putus (nine dash lines).

Klaim itu mencakup hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dari pulai Hainan di Tiongkok sampai pulau Natuna di Indonesia.

Kendati klaim China tidak memiliki dasar di bawah hukum internasional dan dinyatakan tidak sah dalam putusan pengadilan internasional 2016.

Baca Juga: Anggaran Militer Kadung Disunat Prabowo, Langkah Picik Tiongkok atas Laut China Selatan Ancam Posisi Indonesia di Natuna Utara

Meski demikian, sejak 2015, China mulai meningkatkan ambisi teritorialnya dengan membangun pulau-pulau buatan di atas terumbu dan beting di Laut China Selatan dan kemudian memiliterisasi daerah itu dengan fasilitas pelabuhan, dan landasan pesawat tempur.

"Pulau-pulau ini penuh dengan radar dan kemampuan pengawasan, mereka melihat semua yang terjadi di Laut China Selatan," kata Polling.

"Di masa lalu, China tidak tahu di mana kamu mengebor. Sekarang mereka pasti tahu," imbuhnya.

Para ahli mengatakan, Beijing telah menciptakan armada penjaga pantai dan kapal penangkap ikan yang dapat dikerahkan di Laut China Selatan untuk mengganggu kapal penuntut lain atau berlayar di daerah yang sensitif secara politik. (*)

Source : CNN

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest