Kodlik itu muncul saat kapal Malaysia, Capella Barat tengah mencari sumber daya di perairan tersebut beberapa waktu lalu.
Saat itu, mereka berpapasan dengan kapal survei Tiongkok yang diikuti dengan kapal penjaga pantai mereka.
Dua kapal berbendera Negeri Panda itu berlayar ke daerah itu untuk memindai melalui gambar satelit yang dianalisis oleh Institut Transparansi Maritim Asia (AMTI).
Kegiatan kapal asing diperairan itupun membuat Malaysia bereaksi dan mengerahkan kapal ke kawasan yang dilintasi oleh Kapal Tiongkok tersebut.
Tak hanya mengerahkan kapal penjaga kedaulatan, pergerakan Malaysia itupun didukung oleh militer Amerika Serikat.
Memang kapal perang Amerika Serikat sedang melakukan latihan bersama di Laut China Selatan beberapa waktu ini.
Namun kegiatan itu diklaim oleh China sebagai kegiatan normal di perairan di bawah yuridiksi mereka.
Meski demikian, kapal-kapal China memang beberapa bulan ini disebut memburu kapal negara lain yang mencoba mengeksplorasi sumber daya di perairan Laut China Selatan.
Menurut para ahli, China sedang mengadopsi taktik yang semakin kuat dan beresiko yang dapat memicu konflik baru dengan kekuatan di wilayah regional tersebut.
Terutama kekuatan militer Indonesia dan Malaysia yang menjadi militer terkuat di kawasan itu.