Sosok.ID - Memanasnya hubungan negara yang saling bertetangga, China dengan India memang sedang jadi bahan perbincangan.
Perseteruan tini dilantarbelakangi oleh sengketan perbatasan wilayah darat kedua negara yang semakin memanas ini.
Bahkan dikabarkan pada akhir bulan Mei, sekitar 10.000 tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) telah berhasil merangsek masuk wilayah India.
Tak hanya itu, China dikabarkan ogah mudurkan pasukannya tersebut dan menulak perundingan untuk menyelesaikan ketegangan di perbatasan.
Kantor berita lokal di India pun sempat mengabarkan bahwa warga desa di perbatasan tersebut sempat panik dengan ekspansi pasukan militer termasuk senjata canggih mereka.
Peristiwa penerobosan wilayah India oleh militer China itu terjadi di lembah Galwan.
Pasukan PLA itu telah melintasi garis klaim China di wilayah tersebuta atau sekitar 3-4 kilometer ke wilayah India.
"Pasukan PLA sedang menggali pertahanan untuk memperlengkapi diri menghadapi serangan India," tulis laporan tersebut seperti dilansir Thekashmirwalla, Selasa (26/5).
Sebuah situs pertahanan China mengklaim bahwa seluruh lembah Sungai Galwan adalah bagian dari China. "Lembah Galwan adalah wilayah China dan situasi kontrol lokal sangat jelas," tulis web tersebut.
Menurut laporan ini, Tiongkok secara sistematis telah mengikis status Galwan mulai tahun 1965, diikuti klaim resmi pada 1960 dan kemudian olek aksi militer selama perang 1962.
Bahkan sebelumnya, surat kabar tersebut melaporkan pada 5 Mei lalu, sekitar 5.000 tentara China telah menyeberang ke lembah Sungai Galwan.
Termasuk dengan serangan lain dalam jumlah yang sama seperti di Danau Pangong pada 12 Mei sertadekat Demchok, di Ladakh Selatan dan di Naku La di Sikkim Utara.
Empat hari setelah intrusi Galwan, intrusi kedua China dimulai pada 9 Mei di Naku La, di Sikkim utara, juga melintasi perbatasan Sikkim-Tibet yang sudah mapan.
Sekitar 200 tentara China menduduki wilayah India, tetapi sekarang telah mundur ke wilayah China dan telah mendirikan tenda.
Dalam intrusi ketiga, yang terjadi di dekat Danau Pangong pada 12/13 Mei, ribuan tentara China menduduki wilayah yang disengketakan antara Finger 8 dan Finger 4.
Pada 18 Mei, China telah mengambil alih apa yang disebut Finger Heights.
Melihat keteganggan dua negara sahabatnya tersebut, Rusia pun akhirnya buka suara setelah sekian lama menahan diri.
Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu mengaku khawatir dengan konfrontasi antaran militer China dengan India.
Meski demikian, Putin masih yakin bahwa kedua raksasa Asia itu akan mampu menyelesaikan masalah mereka dengan damai.
Hal itu dikatakan Wakil Kepala Misi Rusia di Delhi Roman Babushkin kepada saluran TV.
“Tentu saja, kami khawatir dengan situasi saat ini di Line of Actual Control (LAC). Namun, seperti yang kita ketahui, ada mekanisme khusus yang dikembangkan oleh kedua negara (India dan Cina) termasuk hotline dan dialog perwakilan khusus dan bahkan KTT informal," ujarnya seperti dilansir Deccanchronicle.com, Selasa (2/6).
Ia menambahkan bahwa Rusia yakin baik India maupun China telah memiliki jalur yang baik untuk mencari jalan keluar.
Tugas Rusia adalah mendorong kedua negara menuju pembicaraan damai.
Pekan lalu, India mengatakan tekad mereka sangat kuat di perbatasan untuk memastikan keamanan dan kedaulatan nasionalnya.
Kendati India mengatakan, mereka tetap menjalin komunikasi dengan China baik di tingkat diplomasi maupun militer untuk menyelesaikan masalah perbatasan secara damai. (*)