Follow Us

Seumur Hidup hanya Trump Satu-satunya Presiden yang Sengaja Ingin Pecah Belah Rakyat, Sebut Eks Menhan AS: Sejatinya Tanpa Dia Kita Bisa Bersatu

Rifka Amalia - Jumat, 05 Juni 2020 | 14:35
Donald Trump, diserang kritik oleh Eks Menhan AS Jim Mattis
Donald Trump(Wikipedia) via KOMPAS.com

Donald Trump, diserang kritik oleh Eks Menhan AS Jim Mattis

Sosok.ID - Mantan Sekretaris Pertahanan AS, Jim Mattis atau James Mattis, berbulan-bulan membungkam keheningan publik terhadap Presiden Trump sejak mengundurkan diri dalam protes pada Desember 2018 lalu.

Mattis tidak pernah mengatakan apapun tentang Trump sejak itu, namun belakangan, Mattis seolah sudah jengah hingga mengeluarkan statement menohok untuk Trump.

Mengutip New York Times, pada Rabu (4/6/2020), Mattis mengkritik kepemimpinan Presiden Donald Trump dalam menyikapi kerusuhan.

Seperti diketahui, gelombang demonstrasi antrirasisme yang dipicu atas kematian George Floyd kian memuncak.

Baca Juga: Buah Simalakama, Perintahkan Militer Turun ke Jalan Halau Pendemo, Usaha Donald Trump Digagalkan Menteri Pertahanan AS: Kita Tidak Berada di Situasi Mendesak!

Ketegangan, kerusuhan, penjarahan, terjadi di Amerika di tengah-tengah pandemi virus corona.

Mattis menilai, sikap Trump selama ini tidak pernah berusaha untuk menyatukan rakyat.

"Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba menyatukan orang-orang Amerika, dan bahkan tidak berpura-pura mencoba (mempersatukan bangsa)," tulis Mr. Mattis dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam.

“Sebaliknya, dia mencoba memecah belah kita," lanjutnya.

Baca Juga: Trump Jadikan Gereja sebagai 'Tameng' usai Kerusuhan, Para Pastor Marah Besar: Alkitab Bukan Properti, Agama Bukan Alat Politik!

Mattis secara berani mengatakan bahwa ia tidak melihat adanya kepemimpinan yang matang dari Donald Trump selama menjabat jadi Presiden AS.

"Kami menyaksikan konsekuensi dari tiga tahun upaya yang disengaja ini. Kami menyaksikan konsekuensi tiga tahun tanpa kepemimpinan yang matang," katanya.

Source : New York Times, CNN

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest