Follow Us

109 Tenaga Medis Dipecat karena Ogah Tangani Pasien Corona, Bupati Kecewa: Tuntutan Terpenuhi tapi Belum Kerja Sudah Bubar Jalan

Rifka Amalia - Jumat, 22 Mei 2020 | 10:15
 ilustrasi - Tenaga medis yang menangani pasien virus corona
Kompas.com/Garry Lotulung

ilustrasi - Tenaga medis yang menangani pasien virus corona

Sosok.ID - Pandemi Covid-19, masih menjadi masalah besar bagi Indonesia.

Sejak melaporkan kasus pertama kali pada 2 Maret 2020, pemerintah secara mengejutkan melaporkan kasus penambahan infeksi nyaris 1000.

Untuk pertama kalinya, Indonesia melaporkan penambahan kasus terbanyak mencapai 973 kasus baru pada 21 Mei 2020.

Penambahan itu membuat Tanah Air memiliki lebih dari 20 ribu kasus infeksi virus corona hingga saat ini.

Baca Juga: Ogah Jadi Tontonan Saat Dijemput Tim Medis Untuk Dikarantina, Pasien Positif Covid-19 Kejar dan Peluk Warga dan Teriak Kamu ODP!

Sementara jagat media baru-baru ini diramaikan dengan tagar 'Indonesia Terserah' sebagai ekspresi tenaga medis yang mulai lelah.

Bukan karena lelah mengatasi pasien virus corona, ekspresi tersebut digaungkan tenaga medis karena kecewa dengan masyarakat yang masih tidak patuh dengan imbauan.

Padahal, Covid-19 bukan sekedar bayang-bayang.

Virus itu nyata namun tak dapat dilihat, sehingga mencegah menjadi satu-satunya cara paling baik untuk selamat dari infeksi SARS-CoV-2.

Baca Juga: Sangat Lelah dengan Masyarakat dan Pemerintah, Para Sejawat Medis Gaungkan 'Indonesia Terserah', Dokter: Rasanya Sakit Hati

Terlebih tidak sedikit para dokter dan perawat yang meninggal dunia saat menangani pasien Covid-19.

Beberapa dari mereka ikut terinfeksi, sementara beberapa lainnya kelelahan karena bekerja non stop tanpa henti.

Jumlah tenaga medis di Indonesia menipis, namun pasien dengan gejala corona terus berdatangan tanpa henti.

Ironisnya, di saat rekan sejawat medis mengerahkan hidup matinya demi pasien virus corona, muncul sebuah berita tak menyenangkan.

Baca Juga: Suka Duka Pengantar Jenazah Covid-19, Harus Rahasiakan Pekerjaan dari Keluarga

Melansir Kompas.com, sebanyak 109 tenaga medis di RSUD ogan Ilir, Sumatera Selatan, telah dipecat.

Sebelum dipecat, para tenaga medis itu melakukan mogok kerja selama lima hari, terhitung sejak Jumat (15/5).

Tangkap layar kondisi tenaga medis di tengah pandemi virus corona
YouTube KOMPAS TV

Tangkap layar kondisi tenaga medis di tengah pandemi virus corona

Bupati Ogan Ilir, Ilyas Panji Alam, mengonfirmasi kabar tersebut pada Kamis (21/5/2020).

"Saya yang menandatangi surat pemberhentian mereka," katanya di Kantor Badan Amil Zakat Nasional Ogan Ilir, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: 3 Anggota Keluarga Ini Sampai Menangis Gegara Diseret Paksa Anggota TNI-Polri Lantaran Ogah Dibawa ke RS: Kami Sehat, Mati Itu Takdir Tuhan

Usut punya usut, ratusan petugas medis tersebut memiliki beberapa tuntuntan yang harus dipenuhi sebelum mengiyakan untuk bertugas.

Kendati demikian Ilyas menegaskan, seluruh tuntutan mereka termasuk insentif sudah disediakan.

"Insentif sudah ada. Minta sediakan rumah singgah, sudah ada 34 kamar, ada kasur, dan pakai AC semua. (Mereka) bilang APD (alat pelindung diri) minim, tapi ribuan APD ada di RSUD Ogan Ilir, silakan cek," ujar Ilyas.

Ilyas mengibaratkan mogok kerja yang dilakukan tenaga medis itu sama seperti desersi militer.

Baca Juga: Jokowi Ajak Rakyat Berdamai dengan Virus Corona, Jusuf Kalla: Risikonya Mati

Ia juga meluapkan kekecewaannya dengan 109 petugas medis tersebut, menyebut mereka menyerah bahkan sebelum mencoba.

"Apa yang mereka tuntut, semua sudah ada. Makser, sarung tangan, kaca mata, boot, semua ada. Apalagi?" katanya.

"Insentif juga sudah ada (padahal) mereka kerja saja belum kok. Baru datang pasien korona, (mereka) sudah bubar enggak masuk, gimana itu?" tambahnya.

Akibat pemecatan itu, pemkab Ogan Ilir akan mencari tenaga medis baru.

Baca Juga: Detik-detik Polisi Petugas PSBB Menangis Berharap Dites Virus Corona karena Hal Ini, Berikut Videonya

Ilustrasi penanganan pasien virus corona
kompas.com

Ilustrasi penanganan pasien virus corona

Lebih lanjut Ilyas menjamin peristiwa ini tidak mengganggu aktivitas di RSUD Ogan Ilir.

RSUD Ogan Ilir saat ini masih memiliki 14 fokter spesialis, 8 dokter umum, 33 perawat berstatus ASN, juga 11 tenaga honorer.

"Saat ini pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Ogan Ilir cuma tiga orang. Pasien di luar Covid-19 diarahkan ke rumah sakit lain atau ke puskesmas yang ada di Ogan Ilir," ujarnya.

Adapun Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan, Yusri mengatakan, pemecatan itu sudah wajar dan sesuai.

Baca Juga: Rawat Pasien Corona Pakai Bikini dengan APD Bening Tembus Pandang, Perawat Ini Dianggap Bangkitkan Suasana Hati Lelaki

"Jelas (pemecatan tenaga medis) berdampak pada penanganan (pasien), tapi kalau mereka juga tidak mau menangani juga tidak ada maknanya," kata Yusri saat konferensi pers, Kamis (21/5/2020).

Yusri juga membantah terkait adanya kabar APD di RSUD Ogan Ilir yang minim.

Menurutnya, persediaan APD di Sumatera Selatan masih lebih dari cukup.

"Kalau ada yang demo dengan alasan tidak ada APD, kami tak yakin. Kami yakin mental mereka yang tidak mau melakukan pelayanan saja," ujarnya. (*)

Source : Kompas.com

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest