Ilyas mengibaratkan mogok kerja yang dilakukan tenaga medis itu sama seperti desersi militer.
Baca Juga: Jokowi Ajak Rakyat Berdamai dengan Virus Corona, Jusuf Kalla: Risikonya Mati
Ia juga meluapkan kekecewaannya dengan 109 petugas medis tersebut, menyebut mereka menyerah bahkan sebelum mencoba.
"Apa yang mereka tuntut, semua sudah ada. Makser, sarung tangan, kaca mata, boot, semua ada. Apalagi?" katanya.
"Insentif juga sudah ada (padahal) mereka kerja saja belum kok. Baru datang pasien korona, (mereka) sudah bubar enggak masuk, gimana itu?" tambahnya.
Akibat pemecatan itu, pemkab Ogan Ilir akan mencari tenaga medis baru.
Lebih lanjut Ilyas menjamin peristiwa ini tidak mengganggu aktivitas di RSUD Ogan Ilir.
RSUD Ogan Ilir saat ini masih memiliki 14 fokter spesialis, 8 dokter umum, 33 perawat berstatus ASN, juga 11 tenaga honorer.
"Saat ini pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Ogan Ilir cuma tiga orang. Pasien di luar Covid-19 diarahkan ke rumah sakit lain atau ke puskesmas yang ada di Ogan Ilir," ujarnya.
Adapun Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan, Yusri mengatakan, pemecatan itu sudah wajar dan sesuai.