Melansir dari Kompas.com, seorang tetangga yang tinggal di dekat bangunan Keraton Agung Sejagat, Suwarni (53) mengungkapkan seluk beluk kerajaan.
Menurut pengakuannya, batu besar yang tiba di lokasi Keraton Agung Sejagat pada Oktober 2019 lalu saat dini hari.
"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya," kata Sumarni, Selasa (14/1/2020) seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Kemudian, oleh para pengikut Keraton Agung Sejagat, batu besar tersebut dianggap sebagai sebuah prasasti yang menandai berdirinya kerajaan.
Sumarni menyebut, setiap hari pengikut kerajaan selalu melakukan kegiatan dari pukul 17.00 WIB sampai 22.00 WIB.
Tentu saja aktivitas itu menimbulkan berbagai pertanyaan bagi warga sekitar.
Sebab, mereka kerap menggelar acara seperti tari-tarian, cucuk lampah sampai prosesi pecah telur.
"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malem-malem seperti itu," ungkapnya.
Tetangga lainnya, Sri Utami turut membenarkan hal tersebut.
Ia menambahkan, dalam satu bulan, kerajaan tersebut akan menggelar beberapa pertemuan.