"Pokoknya sebulan itu dua atau tiga kali pertemuan dan sebetulnya kumpul-kumpul seperti itu sudah lama, cuma menang ramai itu setelah datangnya batu besar itu," katanya seperti dilansir dari Tribun Jateng.
Kendati warga tak pernah menyaksikan secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh kerajaan tersebut.
Baca Juga: Wiranto Ternyata Memiliki Darah Pasukan Elite Keraton, Legiun Mangkunegaran
Bahkan, ungkap Sri, beberapa warga sempat merasa takut usai kehadiran batu besar itu.
"Mengganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak mengganggu masyarakat tidak masalah karena mereka itu kejawen," ujar Sri Utami.(*)