Hingga yang paling pahit adalah mereka menjadi budak pemuas nafsu kelompok teroris tersebut.
Ada suatu peristiwa yang mengerikan yang dialami oleh Hayfa saat itu.
Tangan dan kakinya diikat, matanya ditutup dan mulutnya disumbat dalam sebuah ruangan ia disiksa dengan begitu rupa oleh kelompok teroris tersebut.
Baca Juga: Seorang Pria Menangis di Samping Keponakannya Ketika Ditilang Polisi! Begini Videonya!
Saat itu yang Hayfa pikirkan adalah keselamatan anak-anaknya, sehingga ia mau tak mau harus menuruti kemauan dari kelompok kejam tersebut.
Tujuannya hanya satu, supaya ia bisa melindungi anak-anaknya yang ikut disandera oleh ISIS bersama Hayfa.
Penderitaan atas kekejaman dari kelompok ISIS tersebut akhirnya berakhir saat ayah mertua Hayfa membayar seorang penyelundup manusia untuk membeli kembali Hayfa.
Usaha tersebut berhasil hingga kini Hayfa dan anak-anaknya bisa mendapatkan suaka di Australia tepatnya di Toowoomba, Queensland mulai tahun lalu.
Baca Juga: Viral! Awalnya Cuma Guyonan Masa SMP, Pasangan Kekasih Ini Justru Nikah Beneran Usai 8 Tahun Pacaran
Di Australia, ia termasuk dari 800 etnis Yazidi yang dapat keluar dari zona kekejaman ISIS tersebut.
Salah seorang anggota palang merah Australia, Sue Callender saat ditemui ABC.net.au mengatakan, memang benar di kota bernama Kocho, Irak bagian utara tersebut lima tahun lalu terjadi genosida yang dilakukan oleh ISIS.