Makanya Kini Terang-terangan Dimusuhi Indonesia, Begini Kelicikan China Beri Utang Negara Lain dan Tak Bakal Bisa Melunasi

Minggu, 14 Februari 2021 | 17:32
Xinhua

Makanya Kini Terang-terangan Dimusuhi Indonesia, Begini Kelicikan China Beri Utang Negara Lain dan Tak Bakal Bisa Melunasi

Sosok.ID -Negara yang kini sedang berseteru dengan banyak negara lain ini memang dikenal gemar beri Utang Sana-sini.

SakingLiciknya China beri pinjaman hingga membuat negara tersebut mustahil melunasi.

Hal itu memang dilakukan oleh China agar bisa mengklaim aset yang dimiliki negara yang meminjam uang pada Tiongkok.

Mahathir bin Mohamad yang mundur sebagai PM Malaysia pada Februari lalu mengundurkan diri, pernah memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang ke China.

Baca Juga: Mengerikan, China Bentuk Pasukan Berani Mati Demi Menang Perang

Bagi Mahathir, utang dari China adalah jebakan.

Saat Mahathir masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, dia berujar jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

Waktu itu Malaysia di bawah kontrol China karena pemerintahan Najib Razak mengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.

Hal ini membuat Mahathir harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk berhutang.

Baca Juga: US Navy dan PLA Navy China Latihan Bersama, Pakistan yang Mempersatukan

Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.

MengutipKontan.co.id, Selasa (19/3/2019) lalu Mahathir melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China.

Mahathir memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.

China sedang 'menjajah' negara-negara yang lebih kecil dengan meminjamkan sejumlah besar uang yang tidak akan sanggup mereka dibayar.

Baca Juga: Ilmuwannya Dulu Pernah Buat Penangkal HIV/AIDS, Kini China Kembali Picu Kemarahan Gegara Diam-diam Bangun Tentara Super, Ini Kata Intel AS!

Tahun 2018, bahkan negara ini sudah dituduh memanfaatkan pinjaman besar-besaran agar dapat merebut aset dan membangun pangkalan militer di negara-negara kecil dunia ketiga.

Negara-negara berkembang mulai dari Pakistan hingga Djibouti, dari Maladewa hingga Fiji, semua berutang besar ke Cina.

Bukan sekadar perkiraan, dilansir dariThe Sun, nyatanya memang sudah ada negara yang menunggak hutang.

Negara ini juga dipaksa untuk menyerahkan kendali aset negaranya atau harus mengizinkan China untuk mempunyai pangkalan militer di negara tersebut.

Baca Juga: Mantan Pejabat Bongkar China Lakukan Eksperimen Virus Corona Sejak 2017, Kuatkan Dugaan Covid-19 Buatan Manusia

The Sun

Negara-negara di seluruh dunia berhutang banyak kepada Presiden China Xi Jingping

Ada yang menyebutnya "diplomasi jebakan utang" atau "kolonialisme utang."

Mereka menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, dan kemudian menuntut konsesi ketika mereka gagal.

Salah satu yang harus menanggung konsesi ini adalah Si Lanka.

Baca Juga: Pasukannya Berhadapan di Laut China Selatan, Xi Jinping dan Joe Biden Komunikasi Lewat Telepon Selama 2 Jam, Kesepakatan Perang?

Tahun 2017 Sri Lanka menyerahkan pelabuhan ke perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah China dengan sewa 99 tahun.

Sementara itu, di Djibouti, tempat markas utama militer AS di Afrika, juga tampaknya akan menyerahkan kendali atas pelabuhan ke perusahaan Beijing.

Maret 2018 lalu, mantan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan bahwa Beijing melakukan praktik peminjaman predator, dan transaksi korup untuk menjadikan negara-negara kecil terbelit utang untuk kemudian melemahkan kedaulatan mereka.

Diplomasi jebakan utang ini bahkan telah meluas hingga ke Pasifik.

Baca Juga: Tensi Menegang! Laut China Selatan 'Penuh' Militer China: Hampir Setiap Hari Pesawat dan Kapal Riwa-riwi

Beijing membuat pulau-pulau buatan manusia di Laut Cina Selatan dan hal itu dikhawatirkan akan digunakan sebagai pangkalan militer.

Bahkan, pada April 2018 lalu China mendekati Vanuatu, negara kepulauan di Samudra Pasifik selatan untuk mendirikan pangkalan militer.

The Timesjuga melaporkan bahwa secara efektif China akan meningkatkan kehadiran militernya di pintu gerbang utama ke pantai timur Australia.

Baca Juga: Siaga Tingkat Tinggi, Armada US Navy dan PLA Navy China Bertemu di Laut Sengketa

Di antara proyek-proyek yang didanai uang ini adalah dermaga terbesar di Pasifik Selatan yang dianggap mampu mengakomodasi kapal induk.

Lembaga think tankLowy Institute Sydney, yang telah memantau secara dekat kegiatan-kegiatan China di Pasifik, memperkirakan Beijing telah menggelontorkan hampir 1,4 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 27 Triliun ke negara-negara Pasifik sejak 2006.

(Intisari Online)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : intisari-online.com

Baca Lainnya