Follow Us

Tensi Menegang! Laut China Selatan 'Penuh' Militer China: Hampir Setiap Hari Pesawat dan Kapal Riwa-riwi

Rifka Amalia - Kamis, 11 Februari 2021 | 20:00
Foto - ilustrasi
Sputniknews

Foto - ilustrasi

Sosok.ID - Aktivitas militer China di Laut China Selatan telah meningkat "secara stabil" dalam beberapa bulan terakhir, menurut komandan USS Nimitz.

Laksamana Muda James Kirk, dilansir dari Financial Times, Kamis (11/2/2021) mengatakan angkatan laut Amerika Serikat (AS) telah melihat perluasan kemampuan China selama periode yang dihabiskan Nimitz untuk berlayar melalui Laut China Selatan dalam penempatan hampir 10 bulan.

Ini termasuk latihan kapal induk gabungan yang langka dengan USS Theodore Roosevelt.

“Kami melihat jumlah pesawat yang lebih banyak, jumlah kapal yang lebih banyak tersedia untuk militer China digunakan setiap hari. Jadi kapasitasnya telah meningkat dengan jelas,” kata Kirk kepada sekelompok kecil wartawan melalui telepon dari kapal Nimitz saat kapal tersebut kembali ke pantai barat AS.

Baca Juga: Indonesia Harus Waspada, China, Rusia dan Iran Bakal Pamer Kekuatan Militer di Samudera Hindia, Takut-takuti Indonesia?

Latihan bersama oleh Nimitz dan Theodore Roosevelt menandai ketiga kalinya sejak 2012 dua kapal induk AS melakukan pelatihan bersama di Laut Cina Selatan.

Latihan itu dilakukan kurang dari tiga minggu setelah pelantikan Presiden Joe Biden, yang mengisyaratkan bahwa China adalah tantangan terbesar yang dihadapi AS di tengah meningkatnya ketegangan yang mencakup aktivitas militer hingga hak asasi manusia.

Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Theodore Roosevelt, dan Kirk menekankan dalam pernyataan bersama bahwa latihan itu tidak ditujukan ke negara mana pun.

Baca Juga: Myanmar Rangkul Senjata Rusia untuk Pecundangi China, Terbukti dari Rekaman Kudeta

Tetapi Verissimo menolak saran di media pemerintah China bahwa latihan kapal induk hanya simbolis dan tidak memiliki tujuan militer praktis.

Kirk mengatakan China telah melakukan patroli angkatan laut "rutin" selama latihan gabungan AS.

Namun dia menolak untuk mengatakan apakah angkatan laut memandang aktivitas di dekat Taiwan sebagai serangan simulasi.

Source : Financial Times

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest