Menyusul Titah Xi Jinping yang Perintahkan Pasukannya untuk Siap Mati dalam Pertempuran, Seluruh Unit Tentara PLA Gelar Latihan Perang Besar-besaran, Ada Apa?

Minggu, 10 Januari 2021 | 13:25
Xinhua

China Sedang Menyulut Sumbu Perang Dunia III

Sosok.ID - Baru kemarin Presiden Xi Jinping memerintahkan pasukan militer China untuk siap berperang 'setiap saat'.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, baru-baru ini, televisi pemerintah Tiongkok memamerkan pelatihan besar-besaran yang dilakukan seluruh unit militer China.

Dua juta atau lebih pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) 'beraksi' setelah mendapat instruksi dari Xi Jinping untuk bersiap menghadapi pertempuran, lapor media pemerintah China.

Xi mendesak PLA, tentara terbesar di dunia, 'untuk tidak takut mati' dalam perintah mobilisasi yang ia tanda tangani pada Senin (4/1/2021).

Baca Juga: China Darah Tinggi! AS Siram Bensin di Bara yang Menyala: Siapa pun yang Bermain Api akan Membakar Dirinya Sendiri!

Rekaman dramatis yang dirilis oleh saluran TV resmi negara itu menunjukkan tentara yang berdiri dalam formasi.

Sambil mengenakan masker, pasukan itu mendengarkan arahan yang ditandatangai oleh pemimpin mereka.

Pasukan Tiongkok, baik darat, laut, maupun laut, semuanya terlibat dalam pelatihan tersebut.

Mereka 'dengan antusias' mengikuti pelatihan yang dilakukan segera setelah perintah dikeluarkan, menurut video yang dirilis oleh China Central Television melalui akun media sosialnya.

Baca Juga: Benteng Pegunungan, China Pamerkan Pos Militer di Puncak Gunung untuk Bombardir India

Rekaman berdurasi satu menit itu menunjukkan tentara bersenjata berlari, melompat dari pesawat militer dan memburu musuh dalam simulasi pertempuran.

Video itu juga menunjukkan beberapa kapal perang yang berlayar dan melepaskan tembakan.

Tampak pula barisan tank militer yang meluncurkan rudal selama sesi latihan intensif yang dilaporkan dilakukan si seluruh negeri.

Sebelumnya, pada hari Senin, Xi Jinping memerintahkan pasukannya untuk meningkatkan pelatihan dalam 'kondisi pertempuran sesungguhnya' untuk memastikan kesiapan tempur dan kemampuannya memenangkan pertempuran, menurut surat perintahnya yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua.

Baca Juga: Api Sudah MembumbungSejak Awal Tahun,Titah Xi Jinping: PLA Harus SiapPerang Kapan Saja!

Dalam militer Tiongkok, Xi Jinping sendiri berperan sebagai pemimpin.

Dia menjabat sebagai sekretaris jenderal Komite Pusat Partai Komunis China (CPC) dan ketua Komisi Militer Pusat (CMC).

Dalam perintah pertama dari CMC pada 2021, Xi Jinping meminta PLA untuk tidak takut akan kesulitan atau kematian.

Ia menuntut seluruh prajurit untuk mempertajam semangat juang dan menyempurnakan keterampilan empur mereka dalam rangka menyambut peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok tahun ini.

Baca Juga: Indonesia Harus Waspada! Bukan Cuma Observasi Bawah Laut, Drone China Miliki Fungsi Militer Luar Biasa, Dalam Sekejap Xi Jinping Bisa Hancurkan Pulau Tanpa Terdeteksi

Komandan militer harus memperkuat operasi bersama dalam pertempuran dan pelatihan bagi tentara di berbagai bidang dan layanan, tambah Xi Jinping.

Para pengamat berpendapat bahwa perintah terbaru Xi Jinping menunjukkan niat pemimpin untuk meningkatkan kemampuan PLA memenangkan perang dengan segala cara.

Pengamat militer yang berbasis di Hong Kong, Song Zhongping mengatakan kepada South China Morning Post:

"China memang menghadapi risiko perang yang besar, yang telah tersirat secara serius dalam perintah ini."

Baca Juga: Wanti-wanti Inggris agar Tak Ikut-ikut Amerika, Tiongkok Ancam Bakal Ambil Tindakan Bila HMS Queen Elizabeth Nekat Sentuh Kawasan Laut China Selatan

Xi secara konsisten menggunakan kata-kata penuh semangat dalam pidatonya kepada pasukannya untuk memastikan bahwa semua tentara siaga untuk potensi konflik militer.

Pada November, dia juga mendesak pasukannya untuk tidak takut mati dan bersiap memenangkan perang.

Xi sebelumnya telah menyerukan kesiapan militer di tengah ketegangan politik yang meningkat antara China dengan negara lain, terutama AS dan Taiwan.

Ketegangan itu sendiri disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19), sengketa wilayah, dan hak asasi manusia.

Baca Juga: Asah Taring Bersama! China dan Rusia Perkuat Strategi Militer, Situasi Terburuk Jika AS Minta Dikoyak dalam Perang

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Daily Mail

Baca Lainnya