Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

China Darah Tinggi! AS Siram Bensin di Bara yang Menyala: Siapa pun yang Bermain Api akan Membakar Dirinya Sendiri!

Rifka Amalia - Jumat, 08 Januari 2021 | 17:30
China vs AS
Da qing - Imaginechina/VCG via Global Times

China vs AS

Sosok.ID - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, membuat pernyataan yang memantik kemarahan dan ancaman pembalasan dari Beijing.

Pompeo pada hari Kamis (7/1/2021) mengatakan bahwa Washington dapat memberikan sanksi kepada mereka yang terlibat dalam penangkapan lebih dari 50 orang di Hong Kong dan akan mengirim duta besar AS untuk PBB untuk mengunjungi Taiwan.

Dikutip dari Reuters, Pompeo mengatakan bahwa dia juga "terkejut" dengan penangkapan seorang warga Amerika dalam tindakan keras hari Rabu (6/1/2021).

"Amerika Serikat tidak akan mentolerir penahanan atau pelecehan sewenang-wenang terhadap warga AS," katanya.

Baca Juga: Batang Hidungnya Jadi Pertanyaan Seluruh Warga Dunia, Teka-teki Keberadaan Jack Ma Dibongkar Sosok Ini, Sebut sang Miliarder Kemungkinan sedang Sembunyi di Tempat Ini

Pernyataan itu muncul setelah hari kekacauan di Washington yang membuat pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Kongres dalam upaya untuk membatalkan kekalahan pemilihan presiden November lalu.

Trump akhirnya mengakui pada hari Kamis bahwa Joe Biden, yang akan dilantik pada 20 Januari, akan menjadi presiden AS berikutnya.

Editorial di media pemerintah China pada hari Jumat (8/1/2021) mengatakan, serangan terhadap Capitol mencerminkan kegagalan kepemimpinan serta perpecahan yang dalam telah terjadi di masyarakat Amerika.

Ia menuduh politisi AS melakukan "standar ganda".

Baca Juga: Terang-terangan Sudah Perbolehkan Warganya Gelar Pesta Tahun Baru 2021, China Tiba-tiba Larang WHO Lakukan Investigasi di Wuhan Hingga Buat Banyak Negara Marah

"Di Hong Kong, aksi kekerasan digambarkan sebagai 'pemandangan indah', di AS, orang yang terlibat dalam kekacauan ini disebut 'massa'," kata The Global Times.

Polisi Hong Kong menangkap 53 aktivis demokrasi dalam penggerebekan fajar pada hari Rabu dalam tindakan keras terbesar terhadap perbedaan pendapat sejak China memberlakukan undang-undang keamanan tahun lalu.

Source :Reuters

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x