Sosok.ID - Tiongkok mengancam akan mengambil tindakan bila Inggris dan negera-negara barat lainnya ikut campur di Laut China Selatan.
Dilansir Sosok.ID dari The Sun, ancaman itu dilayangkan setelah kapal induk terbaru Inggris, HMS Queen Elizabeth dikabarkan akan dikerahkan di Laut China Selatan.
HMS Queen Elizabeth sendiri dijadwalkan akan dikerahkan di Laut China Selatan beberapa bulan mendatang sebagai bagian dari misi operasional pertamanya.
Tahun lalu, ketegangan meningkat antara China dan Barat.
Baca Juga: Tantang Perang China, Dua Kapal Perang US Navy Siaga di Taiwan
Ketegangan itu berkaitan dengan pandemi Covid-19, yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, China.
Selain itu ketegangan juga meningkat karena penindasan terhadap Hong Kong serta kendali atas Laut China Selatan.
Sebelumnya, Amerika telah lebih dulu mengirim kapal ke Laut China Selatan untuk menantang klaim Tiongkok atas wilayah tersebut.
Berangkat dari situ, muncul spekulasi bahwa Inggris akan melakukan hal yang sama ketika HMS Queen Elizabeth beroperasi penuh.
Baca Juga: Demi Habisi China Jepang Siapkan Jet Tempur Tanpa Awak untuk Tahun 2035
Menurut Kyodo News, kapal tersebut diharapkan akan bergabung dengan pasukan angkatan laut Amerika dan Jepang di dekat Kepualauan Ryukyu, Jepang "secepatnya (pada tahun 2021)".
Dalam konferensi pers bulanan di Beijing pada Kamis (31/12/2020), Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei menjawab pertanyaan terkait hal itu, lapor South China Morning Post.
"Pihak Tiongkok percaya bahwa Laut China Selatan tidak boleh menjadi lautan persaingan kekuatan besar yang didominasi oleh senjata dan kapal perang," katanya.
Dia menambahkan bahwa "sumber militerisasi di Laut China Selatan sebenarnya berasal dari negara-negara di luar kawasan tersebut yang mengirimkan kapal perang mereka jauh-jauh hanya untuk melenturkan ototnya".
Baca Juga: Shandong dan Liaoning, Duo Kapal Induk Inti Kekuatan Militer China
"Militer China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan.
"Serta untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," katanya.
Laut China Selatan sendiri diklaim oleh beberapa negara termasuk China, Taiwan, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Beberapa negara lain bahkan bersikukuh untuk mempertahankan akses ke jalur pelayaran di wilayah tersebut.
Setiap tahun, diperkirakan ada perdagangan global senilai 3,4 triliun dolar yang melintas di kawasan tersebut.
Artinya, sepertiga dari total seluruh perdagangan maritim global terjadi di kawasan Laut China Selatan.
Laut China Selatan juga menyimpan harta karun, mulai dari stok ikan yang melimpah hingga cadangan minyak dan gas yang besar.
Selama beberapa tahun terakhir, China telah menarik kecaman internasional atas pembangunan pangkalan militer di perairan tersebut.
Baca Juga: Bisa Berujung Bentrokan, Perundingan China-India Tak Buahkan Hasil
Gambar satelit juga menunjukkan jet militer China dikerahkan ke pulau-pulau di wilayah tersebut.
(*)