Wajib Berterima Kasih! meski Jenazah Rekan Sesama Perawat Ditolak Mentah-mentah, PPNI Tetap Terima Warga Sewakul Berobat saat Sakit: Karena Kami Sudah Bersumpah

Selasa, 14 April 2020 | 14:35
Kompas.com

Ilustrasi Pemakaman

Sosok.ID - Belakangan ramai diperbincangkan, jenazah perawat yang positif Covid-19 setelah tertular pasiennya, ditolak oleh warga Semarang.

Entah apa yang dipikirkan para provokator tersebut, meski tenaga medis telah mengerahkan hidup matinya untuk menyelamatkan rakyat, namun mereka tetap tak berempati di situasi seperti ini.

Ketakukan akan tertular virus corona melalui jenazah kerap kali digaungkan sebagai alasan penolakan pemakaman.

Padahal Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah menegaskan, jasad pasien positif Covid-19 tidak akan ikut menularkan virus corona.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Sambil Bawa Parang, Warga Pasuruan Berbondong-bondong Lakukan Aksi Protes Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Virus Corona

Kendati demikian, amat disesalkan karena warga di beberapa daerah masih menolak bekerjasama.

Kejadian penolakan itu terjadi di Sewakul, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.

Saat itu, ibu korban bahkan sampai bercucuran air mata memohon kepada warga agar anaknya dapat dikuburkan di lokasi.

Namun warga yang belakangan diketahui didalangi oleh tokoh masyarakat setempat menolaknya.

Baca Juga: Takut Corona Rumah Tak Punya, Keluarga pun Tak Ada, Ketimbang Luntang-lantung, Empat Napi Ini Menolak Dibebaskan Lewat Program Asimilasi

Sehingga membuat warga desa Sewakul khawatir, jikalau kelak mereka bakal ditolak tenaga medis saat berobat.

Kendati demikian, DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah memastikan kekhawatiran masyarakat itu tak akan terjadi.

Melansir Kompas.com, Ketua DPW PPNI Jawa Tengah Edy Wuryanto mengatakan, para perawat akan tetap menerima warga desa Sewakul berobat saat membutuhkan.

Meski menyesalkan tindakan penolakan jasad rekannya, namun Edy dan rekan-rekan PPNI bekerja atas ikatan sumpah keperawatan.

Baca Juga: Nyaris Bangkrut Gegara Virus Corona, Toko Roti Ini Malah Jadi Semakin Laris Berkat Tisu Toilet

Mereka tak akan membeda-bedakan pasien yang datang berobat

"Sumpah kami jelas, tidak boleh membeda-bedakan," katanya.

Edy memastikan agar warga tak perlu cemas dengan hal tersebut.

Menurut Eddy, PPNI Jawa Tengah mengerti bahwa tidak seluruh masyarakat menolak pemakaman.

Baca Juga: Media Asing Eropa Mengungkap China Diam-diam Minta Jerman Puji Penanganan Virus Corona di Negera Tirai Bambu, Gila Pujian?

"Kami tahu, tidak semua masyarakat Sewakul menolak pemakaman tersebut. Itu hanya oknum yang saat ini sudah ditangkap polisi," kata dia.

Edy juga meminta masyarakat untuk belajar dari kejadian itu. Sebab kini pelaku provokasi telah diproses aparat kepolisian.

"Ini kan juga pembelajaran. Yang sudah ya sudah. Sementara yang salah diproses hukum," ungkap Edy.

Pasca-kejadian tersebut, warga memang takut tak akan mendapatkan layanan kesehatan dari tenaga medis.

(KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)
(KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Karangan bunga berderet di pintu masuk TPU Siwarak, Sewakul.

Baca Juga: Indonesia Jangan Sampai Begini, Meski Sama-sama Ingin Hidup, Pasien Non-Corona di Negara Ini Diusir dari RS, Penyintas Kanker Mulut sampai Meringkuk di Kardus Tipis hingga Meninggal Dikerumuni Lalat

Terlebih penolakan itu hanya dilakukan beberapa orang.

"Kami takut bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," kata Soleh, salah seorang warga desa Sewakul.

Soleh cemas jika sebelum memeriksakan diri harus menyerahkan KTP terlebih dulu.

Tragedi penolakan itu juga membuat pintu masuk TPU Siwarak, Sewakul dipenuhi karangan bunga tertuju bagi para provokator.

Baca Juga: Sampai Cium Kening Penggali Kubur, Demi Yakinkan Warganya Agar Tak Lagi Tolak Jenazah Covid-19, Wawali Pasuruan Setulus Mungkin Ingin Sentuh Nurani Rakyatnya

"Kejadian itu membuat nama Sewakul jadi buruk, padahal yang menolak hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ujar Soleh.

Sementara itu, polisi telah menetapkan tida tokoh masyarakat sebagai tersangka aksi penolakan pemakaman jenazah perawat positif corona.

Mereka adalah THP (31), BBS (54) dan S (60). (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya