Sosok.ID - Penemuan jasad seorang bocah 4 tahun tanpa kepala sempat bikin geger warga Teluk Lerong Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur.
Pasalnya, jasad bocah 4 tahun tanpa kepala ini ditemukan tersangkut di parit milik warga dalam kondisi tubuh yang setengah rusak
Penemuan jasad bocah 4 tahun tanpa kepala ini pun menguak kasus hilangnya seorang balita dari PAUD di Samarinda dua pekan yang lalu.
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Kaltim dan Kompas.com, penemuan nahas ini berawal dari pemandangan yang tak biasa di parit milik warga kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur pada Minggu (8/12/2019).
Saat itu, pemilik rumah, Ika (35) mengaku melihat pemandangan yang tak biasa di parit di bawah rumahnya saat membuang sampah
Ika melihat ada seonggok benda berwarna putih kusam tersangkut di parit bagian bawah rumahnya.
Lantaran penasaran, Ika pun menghampiri benda berwarna putih yang tersangkut di parit rumahnya.
Alangkah terkejutnya Ika saat melihat benda berwarna putih tersebut adalah sesosok mayat anak kecil yang tak utuh.
Dengan bantuan warga sekitar, jasad balita yang tak utuh tersebut berhasil diangkat dari parit.
Saat dievakuasi, tubuh balita tersebut rupanya sudah setengah rusak di bagian dada dan tangannya, bahkan organ tubuh dalam bagian dada sudah tak ada.
Nyaris fisik jasad yang ditemukan dalam parit sebagian besar sudah tak dikenali lagi.
Penemuan jasad balita tanpa kepala ini pun langsung dilaporkan warga ke pihak kepolisian Polresta Samarinda.
Melansir Tribun Kaltim, Senin (9/12/2019), jasad bocah 4 tahun yang ditemukan tanpa kepala ini diduga adalah Ahmad Yusuf Ghozali (4) yang dua pekan lalu dilaporkan hilang dari PAUD.
Ahmad Yusuf Ghozali dilaporkan hilang sejak dititipkan oleh kedua orang tuanya di PAUD di Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda pada 22 November 2019 lalu.
Kendati demikian, sampai detik ini pihak kepolisian belum bisa menegaskan bahwa jasad balita yang ditemukan tersebut adalah benar Ahmad Yusuf Ghozali.
Namun, berdasarkan kesaksian ayah sang balita, Bambang Sulistyo (37) jasad balita tanpa kepala itu adalah anaknya.
Hal ini dibuktikan Bambang Sulistyo dari pakaian yang melekat pada jasad balita tersebut.
Menurut Bambang Sulistyo, kaos putih bergambar tugu Monas yang yang melekat pada jasad balita tersebut mirip dengan pakaian yang dikenakan anaknya terakhir kali sebelum menghilang.
"Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya. Ia, dia anak kami," ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019).
Memang, saat dilaporkan menghilang, kedua orang tua Yusuf mengatakan bahwa anaknya terakhir kali mengenakan kaos bergambar tugu Monas.
Tak hanya pakaian, Bambang Sulityo pun meyakini bahwa bentuk tubuh jasad balita yang ditemukan itu sama persis dengan bentuk tubuh anaknya yang hilang.
Kendati demikian, pihak kepolisian masih belum bisa meyakininya karena bukti pakaian bukan parameter yang valid.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman merasa lebih baik menunggu hasil tes laboratorium forensik untuk benar-benar memastikan.
"Dari bukti pakaian memang agak identik , tapi kami belum berani mengatakan itu ada Yusuf, kami masih menunggu hasil forensik," ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman singkat.
Sebelumnya, dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Yusuf dilaporkan hilang usai dititipkan oleh orang tuanya pada PAUD di dekat rumahnya dua pekan lalu.
Ahmad Yusuf Ghozali mendadak hilang ketika kedua pengasuh luput mengawasinya.
Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mencari keberadaan balita berusia 4 tahun dengan kebutuhan khusus ini.
Pihak yayasan PAUD menduga balita berusia 4 tahun ini jatuh dan terseret arus banjuir saat keluar dari lingkungan PAUD.
Namun, tim SAR membantah kemungkinan balita itu tercebur ke parit usai melakukan pencarian sejauh 1,5 Km tanpa hasil.
Dua minggu berlalu, jasad seorang bocah berusi 4 tahun ditemukan tanpa kepala sejauh 6 kilometer dari PAUD tempat Yusuf dititipkan.
Pihak keluarga menduga Yusuf menjadi korban kejatahan penculikan.
Pasalnya, saat ditemukan tubuh bocah berusia 4 tahun tersebut dalam keadaan tak utuh hingga nyaris sulit dikenali.
"Saya yakin anak ini korban kejahatan, penculikan, sindikat karena pelaku sangat jahat.
Hilangnya kepala anak ini menggugurkan asumsi bahwa anak ini jatuh ke dalam parit dan terbawa arus banjir," ungkap Lukman, paman korban saat ditemui awak media pada Minggu (8/12/2019).
Meski demikian, polisi enggan buru-buru menyimpulkan penemuan jasad tanpa kepala tersebut adalah korban kejahatan.
"Sampai ke sana (tindak kejahatan) kami belum. Kami masih fokus jasad anak ini atas nama Yusuf atau bukan.
Hasil identifikasi pakaian yang digunakan saat hilang, kesimpulan sementara Yusuf," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa.
Terkait penyebab kematian korban, sampai detik ini pihak kepolisian masih bekerja sama dengan tim forensik untuk menyelidiki lebih lanjut.
Menurut Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, sangat kecil kemungkinan tubuh yang terendam air berhari-hari dapat terlepas.
Kemungkinan rusak memang ada, tapi jika tak ada faktor lain seperti serangan hewan atau tindak kriminal yang menyebabkannya, anggota tubuh korban yang terendam air tak mungkin terlepas begitu saja.
"Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh tidak akan terlepas. Kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi.
Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka," jelas Dede Hariana.
Terkait sisa tubuh korban yang diduga masih berada di sekitar lokasi penemuan, tim SAR mengatakan tak akan mencarinya.
Pasalnya korban telah ditemukan dan tidak ada kejelasan bagaimana penyebab korban bisa sampai di sungai.
"Basarnas hanya lakukan pencarian terhadap orang hilang, kalau kasus seperti ini tidak bisa kita lakukan.
Terlebih kita belum ketahui secara pasti penyebab awalnya, untuk sementara ini kita monitor saja," kata Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/122/2019).
(*)