Adapun orang yang berada di daerah sekitar ledakan akan mengalami luka parah di bagian dalam tubuh akibat gelombang kejut.
"Cara membunuh senjata tersebut utamanya dengan menciptakan ledakan kuat secara ekstrem yang merobek organ tubuh dan memecah paru-paru," kata Bronk.
"Gelombang kejut ini makin menjadi di ruang tertutup. Dengan demikian, (senjata ini) sangat mematikan terhadap orang-orang di dalam ruang bawah tanah atau gua. Senjata ini juga menciptakan suhu luar biasa tinggi yang mencapai ribuan derajat sehingga bisa menimbulkan luka bakar yang mengerikan," tambahnya.
Klaim-klaim bahwa senjata ini telah dipakai dalam pertempuran muncul dari pihak Ukraina, namun BBC belum bisa memverifikasinya secara independen.
Oksana Markarova, Dubes Ukraina untuk AS, mengatakan kepada wartawan seusai bertemu para anggota Kongres AS bahwa Rusia "menggunakan bom vakum hari ini".
"Kehancuran yang hendak diciptakan Rusia terhadap Ukraina tergolong besar," tambah Markarova.
Rekaman video yang diambil seorang reporter CNN dekat perbatasan Ukraina memperlihatkan kendaraan peluncur roket tipe TOS-1 sedang dibawa ke dekat Kota Belgorod di Rusia.
Ada pula beberapa video di media sosial yang belum diverifikasi menunjukkan kendaraan seperti TOS-1 ditempatkan di beberapa lokasi dekat perbatasan.
Sejumlah video di Twitter yang belum diverifikasi mengklaim bahwa terjadi ledakan bom vakum.
Senjata ini telah dipakai pasukan Rusia dan negara-negara Barat sejak 1960-an.
AS utamanya menggunakan senjata tersebut untuk menyerang jaringan gua di Afghanistan--tempat yang diperkirakan dipakai sebagai persembunyian Al-Qaeda.