Dia berbicara itu ketika AS berusaha untuk meningkatkan aliansi melawan kekuatan China yang meningkat.
Dalam pidatonya di Indonesia, Selasa (14/12/2021), Blinken mengatakan Washington akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan dan negara-negara harus memiliki hak untuk memilih jalan mereka sendiri.
Itulah mengapa ada begitu banyak kekhawatiran dari Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik tentang tindakan agresif Beijing.
"(China) Mengklaim laut lepas sebagai miliknya. Mendistorsi pasar terbuka melalui subsidi kepada perusahaan milik negara. Menolak ekspor atau mencabut kesepakatan untuk negara-negara yang kebijakannya tidak disetujui," kata Blinken seperti dikutip dari Kantor Berita AFP, Selasa.
Bahkan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara pun sebenarnya telah bertindak agar China tak lagi semena-mena.
Namun hal itu agaknya tak diindahkan oleh pemerintahan Xi Jinping saat ini yang masih nekat bertindak berlebihan.
Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri, Muak dengan China, Australia Sembur Api
Tetapi, AS berjanji bertekad untuk memastikan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.
Selain itu ia menambahkan tindakan Beijing saat ini sudah sangat mengancam pergerakan perdagangan yang bisa mencapai nilai 3 triliun dollar AS setiap tahunnya di kawasan tersebut.
Semua itu bermula dari klaim Tiongkok atas batas wilayah di kawasan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan sebagian besar negara di ASEAN.