Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngeri, China Gunakan Milisi Maritim untuk Koyak Laut China Selatan

Rifka Amalia - Minggu, 21 November 2021 | 19:20
(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.
China Military

(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.

Sosok.ID - Sebuah laporan menunjukkan Beijing mendanai ratusan kapal yang digunakannya untuk mendukung klaim ekspansifnya di Laut China Selatan.

Dikutip dari Al Jazeera, diperkirakan ada sebanyak 300 kapal dari milisi maritim China yang berpatroli di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Aktivitas itu dilakukan pada satu waktu ketika Beijing terus mempertaruhkan klaim kontroversialnya di perairan yang disengketakan, menurut penelitian baru dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Amerika Serikat.

Baca Juga: Laut China Selatan Diam-diam Memanas, TIongkok Kini Nekat Kerahkan Kapal Perang Hingga Jet Tempur, Negara Tetangga Indonesia Ini Meradang!

CSIS dalam laporan tersebut, yang diterbitkan pada hari Kamis (18/11/2021) di Washington, DC, mengatakan bahwa milisi maritim China telah “meledak” bersamaan dengan klaimnya yang semakin tegas atas hampir seluruh laut.

Kapal-kapal milisi China yang berpatroli terdiri dari kapal-kapal milisi yang dibuat khusus dan armada penangkapan ikan komersial.

Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga mengklaim bagian dari Laut Cina Selatan di mana Cina telah membangun pulau buatan dengan landasan terbang, pelabuhan terlindung dan infrastruktur militer lainnya.

Milisi maritim China berasal dari pertahanan pantai yang dilakukan selama tahun 1950-an.

Baca Juga: Laut China Selatan 'Goncang', Filipina Paksa Mundur Militer China

Sejak China merebut Kepulauan Paracel dari Vietnam pada 1970-an, milisi, yang didukung oleh subsidi pemerintah untuk bahan bakar, konstruksi dan perbaikan, menurut CSIS, telah berkembang dalam ukuran dan cakupan dan menjadi alat dalam membantu Beijing menegaskan klaim teritorial dan maritimnya.

“Selama tahun 2000-an, milisi mengalihkan fokusnya untuk mengawasi dan melecehkan aktivitas militer asing yang ditentang Beijing,” kata laporan CSIS, mengutip kasus dugaan kapal milisi menabrak kapal asing, merusak susunan sonar atau peralatan eksplorasi mereka, melemparkan puing-puing di jalan mereka, menembakkan meriam air, dan terlibat dalam manuver berbahaya lainnya.

Greg Poling, direktur Program Asia Tenggara dan Inisiatif Transparansi Maritim Asia di CSIS dan salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan telah ada upaya yang jelas untuk memprofesionalkan dan membangun milisi sejak presiden Xi Jinping berkuasa.

Source :AL JAZEERA

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x