Sosok.ID - Pasukan keamanan Sudan menembakkan gas air mata pada protes anti-kudeta baru-baru ini.
Ribuan orang melanjutkan protes di Sudan beberapa hari setelah militer menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan baru dengan perdana menteri.
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (30/11/2021), pasukan keamanan Sudan telah menembakkan gas air mata ketika ribuan pengunjuk rasa menentang kesepakatan yang membuat perdana menteri sipil dipulihkan setelah kudeta militer bulan lalu, kata saksi mata.
Protes pada hari Kamis terjadi hanya beberapa hari setelah panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan baru dengan Perdana Menteri Abdalla Hamdok, setelah membebaskannya dari tahanan rumah.
Langkah itu merupakan konsesi terbesar yang dibuat oleh militer sejak kudeta 25 Oktober lalu.
Langkah ini juga membuat transisi negara itu menuju demokrasi terperosok dalam krisis.
Sebelum pengambilalihan, pemerintah transisi Sudan terdiri dari Dewan Berdaulat, badan gabungan militer-sipil yang dipimpin oleh al-Burhan, dan kabinet sipil yang dipimpin oleh Hamdok.
Gerakan pro-demokrasi Sudan menolak perjanjian itu karena tidak memenuhi tuntutan mereka untuk pemerintahan sipil penuh dan menuduh Hamdok membiarkan dirinya menjadi daun ara untuk melanjutkan pemerintahan militer.
Militer akan menyerahkan kepemimpinan dewan berdaulat kepada warga sipil dalam beberapa bulan mendatang.