Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari DW, Alison Killing, ikut angkat bicara meski dulu pernah hebohkan dunia internasional soal citra satelit yang ditangkapnya di kawasan Uighur.
"Jika Anda bekerja dengan menggunakan citra satelit, Anda selalu mengandalkan sumber informasi lain untuk menguatkan apa yang Anda lihat," kata Alison Killing kepada DW.
"Itu bisa berupa video di lapangan seperti yang kita lihat di sini."
Selain itu, pengacara HAM Rayhan Asat yang selama ini menyoroti kaum Uighur yang didiskriminasi oleh Pemerintah China ikut angkat bicara.
Video yang diunggahn oleh Guanguan ini menjadi bukti konkrit kekejaman Pemerintah China.
Guanguan sendiri menceritakan bagaimana perjalanannya hingga mampu sampai ke Xinjiang untuk merekam sejumlah kamp penahanan di Uighur.
"Saya mengunjungi Xinjiang sekali pada 2019 dengan bersepeda, tetapi tujuan kunjungan saya kali ini benar-benar berbeda," kata Guanguan dalam video tersebut.
"Saya membaca sebuah cerita di BuzzFeed News, para wartawan mengidentifikasi dengan membandingkan lokasi sejumlah pusat penahanan di Xinjiang lewat citra satelit."
Bahkan Guanguan mengaku mengikuti peta satelit Mapboc yang dibuat oleh BuzzFeed News demi menemukan kamp penahanan tersebut.
Setidaknya ada 18 fasilitas seperti penjara di delapan kota di Xinjiang yang ditemukan oleh Guanguan.