Sosok.ID- Alih-alih memecat pegawaiyang dianggap tak menguntungkan bagi perusahaan, tapi keadaan berbalik lantaran sosokini tak terima di PHKsecara sepihak
Kisah seorang programeryang buat bangkrutsebuah perusahaan dalam waktu sebentar ini sempat jadi sorotan dunia.
Perbuatanprogramer tersebut membuat pihak perusahaan rugi besar-besaran,karena sabotase yang dilakukannya sebelum angkat kaki dari kantor.
Bahkan saat di bawa ke persidangan, pihak pengadilanmengalami kesulitan untuk mengungkap fakta kasus tersebut.
Hal itu bermula saat sebuah perusahaan besar di Amerika Serikat (AS) ini menuntut seorang pria yang sebelumnya pernah bekerja untuk mereka.
Gugatandiajukan perusahaanitu sampai dianggap hanya mencari kambing hitam atas masalah keuangan yang mereka alami.
Tak sampai di situ saja, sang programersampai dituntut oleh perusahaan ke pengadilan.
Badalah ia nyatanya sudah tak pernah sekalipun kembali ke perusahaan lamanya setelah dipecat.
Kisah ini bermulapada 31 Juli 1996, kala Omega Engineering Corp. (“Omega”), perusahaan yang berbasis di New Jersey, kehilangan program komputernya.
Program desain dan produksi miliki perusahaan itu diketahui tiba-tiba hilang secara permanen dari sistemnya.
Diketahui Omegaadalah perusahaan yang memproduksi "perangkat pengukur dan peralatan kontrol proses industri yang sangat terspesialisasi dan canggih" untuk NASA dan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Hilangnyaprogram-program ini melemahkan kemampuan mereka untuk produksi serta merugikan perusahaan jutaan dolar terkait kontrak dan penjualan.
Beberapa saat setelah insiden itu, Timothy Lloyd yang pernah bekerja sebagai administrator sistem komputer di Omega dari tahun 1985 sampai 10 Juli 1996 dituding jadi akar masalah.
Pria tersebutbekerja dengan jaringan komputer Novell dan memasangnya ke sistem komputer Omega.
Program ini bekerja untuk memastikan bahwa semua dokumen Omega dapat disimpan di server file pusat.
Bukan tanpa tanpa alasan, Timothy Lloyddiketahui satu-satunya karyawan Omega yang mempertahankan klien Novell dan memiliki "akses keamanan tingkat atas"
Namun, pembela menegaskan bahwa orang lain di perusahaan tersebut memiliki akses.
Melansir dari Intisari-Online, menurut pakar pemerintah, akses “berarti… [sebuah] akun memiliki akses penuh ke semua yang ada di server.”
Timothy Lloyd juga satu-satunya karyawan yang bertanggung jawab untuk mencadangkan informasi ke server.
Diketahuitahun 1994 atau 1995, Timothy Lloyd diketahui menunjukkan kinerja yang burukhingga memaksa perusahaannya mengambil tindakan.
Ternyata upaya tersebut tak membuat kinerja Timothy Lloyd membaik hingga akhirnya diputuskan oleh perusahaan untuk memecatnya.
Timothy Lloyd disebut menyabotase sistem komputer Omega setelah pada10 Juli 1996, Lloyd diberhentikan.
Pada tanggal 31 Juli 1996, server file Omega tidak mau hidup.
Pada momen yang sama, Timothy Lloyd memberi tahu pihak ketiga, bahwa "pekerjaan semua orang di Omega dalam bahaya."
Beberapa hari kemudian disadari bahwa semua informasi yang terkandung di dalamnya hilang secara permanen.
Lebih dari 1.200 program Omega dihapus dan, sesuai kebijakan Timothy Lloyd, tidak ada karyawan yang memiliki cadangan pribadi mereka sendiri.
Tidak ada cara untuk program ini untuk dipulihkan.
Surat perintah penggeledahan yang dilakukan di rumah Lloyd menemukan beberapa kaset cadangan dan hard drive master server file.
Para ahli yang dipekerjakan oleh Omega menemukan bahwa penghapusan informasi “disengaja dan hanya seseorang dengan akses tingkat pengawas ke jaringan yang dapat melakukan hal seperti itu”.
Perintah yang diperlukan untuk melakukan pembersihan semacam itu dicirikan sebagai "bom waktu" yang akan meledak pada tanggal 31 Juli ketika seorang karyawan masuk ke sistem.
Ada bukti yang ditemukan oleh para ahli bahwa Timothy Lloyd yang menguji perintah khusus ini sebanyak tiga kali. String perintah ini selanjutnya ditemukan di hard drive yang ada di rumah Lloyd.
Timothy Lloyd dihukum penjara selama 3 tahun karena tuduhan federal atas sabotase komputer dan kisah hidupnya tersebut sempat diangkat menjadi sebuah judul film.
(*)