Sosok.ID - Pada 2 Oktober 2021, kapal selam AS menabarak objek di bawah laut di Laut China Selatan.
Insiden tersebut menjadi perhatian dunia militer, mengingat Laut China Selatan merupakan lokasi konflik paling panas saat ini.
Diketahui, di Laut China Selatan, China mengembangkan klaimnya atas beberapa wilayah yang tumpang tindih dengan klaim negara lain.
Sementara itu, dikutip dari Al Jazeera, kabar terbaru menyebutkan bahwa komandan dalam insiden tabrakan di Laut China Selatan itu telah dipecat oleh militer AS.
Dilansir dari Al Jazeera, angkatan Laut AS dilaporkan telah memecat komandan, pejabat eksekutif, dan tamtama atas kapal selam bertenaga nuklir yang menabrak gunung bawah laut pada 2 Oktober.
Mereka mengatakan, kecelakaan itu sebenarnya dapat dicegah. Komandan Cameron Aljilani dan dua orang lainnya dicopot dari posisinya pada Kamis (4/11/2021), menyusul penyelidikan atas kecelakaan di Laut China Selatan yang disengketakan itu.
USS Connecticut terpaksa berlayar di permukaan selama seminggu untuk mencapai Guam.
“Penilaian yang baik, pengambilan keputusan yang bijaksana dan kepatuhan terhadap prosedur yang diperlukan dalam perencanaan navigasi, pelaksanaan tim pengawasan dan manajemen risiko dapat mencegah insiden tersebut,” kata Armada ke-7 yang berbasis di Pasifik barat dalam sebuah pernyataan.
Setelah penilaian kerusakan di Guam, kapal akan kembali ke pangkalan kapal selam AS di Bremerton, Washington untuk perbaikan.
Pekan lalu Angkatan Laut mengatakan penyelidikan menunjukkan bahwa kapal selam itu menabrak "gunung bawah laut" yang belum dipetakan saat berpatroli di bawah permukaan.
Menurut laporan, sebelas awak terluka dalam kecelakaan itu.
Kecelakaan juga merusak tangki pemberat kapal selam, tetapi pembangkit nuklirnya tidak rusak.
Angkatan Laut AS secara teratur melakukan operasi di wilayah tersebut untuk menantang klaim teritorial yang disengketakan China di pulau-pulau kecil, terumbu karang, dan singkapan.
Aljilani digantikan oleh seorang komandan sementara.
Selama berminggu-minggu, penyebab insiden itu tetap menjadi misteri, dengan Angkatan Laut AS pada awalnya mengatakan bahwa kapal selam itu menabrak "objek" saat berada di bawah air di perairan internasional.
Baca Juga: Hampir Seluruhnya Digerus China, Kapal Selam Nuklir Milik AS Tabrakan di Laut China Selatan
USS Connecticut adalah kapal selam serang cepat kelas Seawolf USS Connecticut (SSN 22) dan memiliki 140 awak, termasuk 14 perwira, pada saat kejadian.
Angkatan Laut mengatakan kapal Seawolf "tenang, cepat, dipersenjatai dengan baik, dan dilengkapi dengan sensor canggih". Mereka juga memiliki delapan tabung torpedo.
Kecelakaan itu menjadi sorotan lantaran Laut Cina Selatan adalah salah satu jalur air yang paling disengketakan dan signifikan secara ekonomi di dunia.
China mengklaim hampir seluruh wilayah di bawah garis sembilan putus-putusnya yang kontroversial dan telah membangun pulau-pulau buatan dan mendirikan pos-pos militer dalam beberapa tahun terakhir.
Malaysia, Brunei, Vietnam dan Filipina juga mengklaim bagian dari laut, seperti halnya Taiwan.
AS telah melakukan apa yang disebutnya operasi "kebebasan navigasi" di Laut Cina Selatan untuk menegaskan hak dan kebebasan navigasi sesuai dengan hukum internasional.
Ketegangan di daerah tersebut meningkat sejak 2016 ketika Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag menolak sembilan garis putus-putus China dan memutuskan bahwa Beijing tidak memiliki hak bersejarah atas Laut China Selatan setelah Filipina menentang klaim dan tindakan Beijing atas jalur air yang disengketakan.
(*)