Sosok.ID - Jepang telah mendesak negara-negara Eropa untuk berbicara menentang agresi China, memperingatkan bahwa masyarakat internasional harus meningkatkan upaya pencegahan terhadap ekspansi militer dan teritorial Beijing di tengah meningkatnya risiko konflik panas.
Mengutip The Guardian, Senin (20/9/2021), Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, mengatakan China telah menjadi semakin kuat secara politik, ekonomi dan militer.
China “mencoba menggunakan kekuatannya untuk secara sepihak mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut China Selatan” untuk pelayaran global dan termasuk perairan dan pulau-pulau yang diklaim oleh beberapa negara lain.
China juga bolak-balik menampakkan kapalnya di Laut Natuna Utara yang jelas-jelas milik Indonesia.
Tokyo memiliki “keprihatinan yang kuat dalam hal keselamatan dan keamanan tidak hanya negara dan kawasan kita sendiri tetapi juga untuk komunitas global”, Kishi memperingatkan.
“China memperkuat kekuatan militernya baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dan dengan cepat meningkatkan kemampuan operasionalnya,” katanya.
Komentar Kishi adalah sinyal kuat dari meningkatnya kekhawatiran internasional atas ambisi militer China di wilayah yang disengketakan seperti Laut China Selatan dan Timur, perbatasan India, dan khususnya Taiwan.
Pernyataannya digaungkan oleh tokoh-tokoh senior di pulau itu, dengan mantan kepala angkatan laut dan wakil menteri pertahanan Taiwan juga memperingatkan bahwa diperlukan lebih banyak pencegahan.
Dengan China meningkatkan aktivitas militer di kawasan itu, para ahli dan tokoh militer global juga telah memperingatkan bahwa konfrontasi kecil atau kecelakaan maritim dapat dengan cepat meningkat menjadi konflik besar-besaran.
Komentar itu muncul di tengah ketegangan baru atas kemitraan keamanan trilateral baru, di mana AS dan Inggris akan memberi Australia teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir. Aliansi ini dipahami secara luas bertujuan untuk melawan China.