Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Sampai Kiamat Tidak Ku Maafkan!', Terjadi Perang Mematikan Milisi vs Militer Myanmar, Sedikitnya 20 Tewas

Rifka Amalia - Sabtu, 11 September 2021 | 14:11
Junta militer Myanmar
@myanmar.tatmadaw

Junta militer Myanmar

Sosok.ID - Kerusuhan mematikan terjadi di Myanmar di saat kudeta berjalan 7 bulan sejak 1 Februari 2021.

Mengutip dari Reuters, sedikitnya 20 orang tewas dalam pertempuran antara milisi dan militer yang berkuasa di Myanmar.

Pernyataan itu disampaikan oleh seorang saksi mata dan media lokal pada Jumat, (10/9/2021).

Ini merupakan kekerasan terburuk sejak penentang junta menyerukan pekan ini untuk "perang defensif rakyat".

Baca Juga: Hampir Setahun Diwarnai Ketegangan, Junta Militer Myanmar Melunak, Setujui Gencatan Senjata Demi Hal Ini

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang dibentuk untuk menentang pengambilalihan 1 Februari oleh tentara menyerukan pada Selasa untuk pemberontakan melawan kekuasaan militer.

Hal ini dilakukan sebagai upaya nyata untuk mengoordinasikan kelompok-kelompok yang memerangi tentara dan meyakinkan tentara dan pejabat negara untuk beralih pihak.

Myanmar, diketahui berada dalam kekacauan sejak penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif dan memicu kemarahan nasional, pemogokan dan protes, dan melihat munculnya kelompok-kelompok milisi yang telah menyerang pasukan keamanan.

Baca Juga: 40 Mayat Bergelempangan di Hutan Myanmar setelah Pertempuran Lawan Militer, Terdeteksi Tanda Penyiksaan

Menurut media dan saksi mata, pertempuran sejak Kamis antara militer dan relawan pertahanan yang bersekutu dengan pemerintah persatuan di desa Myin Thar mengakibatkan korban di antara milisi lokal dan penduduk desa, setelah pasukan menggunakan artileri berat.

"Mereka menembakkan artileri, mereka membakar rumah-rumah di desa kami," kata seorang warga (42) yang menambahkan bahwa tiga anak serta putranya yang berusia 17 tahun, seorang anggota milisi, termasuk di antara 20 orang yang tewas.

"Saya kehilangan semua yang saya miliki ... saya tidak akan memaafkan mereka sampai akhir dunia," katanya kepada Reuters melalui telepon, seraya menambahkan bahwa dia berjuang untuk mengenali putranya di antara mayat-mayat itu.

Baca Juga: Indonesia Desak Myanmar Setujui Pengangkatan Utusan Khusus ASEAN, Burma Disiksa Tindakan Keras Mematikan

BBC Burma mengatakan 10 orang tewas di Myin Thar di wilayah Magway di Myanmar tengah, sementara situs berita Irrawaddy melaporkan 17 korban, di antaranya anak di bawah umur.

Juru bicara militer Zaw Min Tun mengkonfirmasi pertempuran terjadi di Magway, menurut Irrawaddy. Juru bicara itu tidak menjawab panggilan Reuters untuk meminta komentar.

Negara di sekitar Myanmar mendesak pengekangan dari semua pihak menyusul seruan hari Selasa untuk pembalasan nasional oleh pemerintah bayangan.

Beberapa analis telah memperingatkan langkah itu bisa menjadi bumerang dan mempersulit upaya oposisi untuk mendapatkan dukungan internasional.

Baca Juga: Kudeta, Milisi Myanmar Memburu Mayat Pasca-Bentrok dengan Tentara, Penduduk Cacat dan Tewas Saat Ditemukan

Irrawaddy juga melaporkan pembunuhan tiga tentara di kota terbesar, Yangon, pada Kamis.

Bentrokan meletus pada Kamis dan berlanjut pada Jumat malam di Thantlang di negara bagian Chin, yang berbatasan dengan India, kata laporan berita.

Radio Free Asia dan layanan berita Mizzima mengatakan militer melakukan serangan udara. Tidak ada laporan segera tentang korban.

Menteri pertahanan NUG tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi insiden pada hari Kamis dan Jumat.

Baca Juga: Hancur-hancuran karena Kudeta, Rusia Justru Makin Gencar Pasok Perangkat Keras Militer Myanmar

Militer secara ketat mengontrol informasi dan medianya selektif dalam melaporkan kerusuhan. (*)

Source :Reuters

Topic :KudetaKudeta Myanmar

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x