Follow Us

Kunjungi Jakarta, Rusia Dukung ASEAN atasi Krisis Myanmar, Negaranya Pemasok Utama Senjata Junta

Rifka Amalia - Selasa, 06 Juli 2021 | 15:43
Junta militer Myanmar
@myanmar.tatmadaw

Junta militer Myanmar

Sosok.ID - Rusia sangat mendukung upaya diplomatik Asia Tenggara untuk mengakhiri krisis di Myanmar.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov pada Selasa (6/7/2021) telah menyampaikan pesan serupa kepada para pemimpin militer negara itu.

Dikutip dari Reuters, Sergei Lavrov saat berkunjung ke Jakrta mengatakan bahwa konsensus lima poin yang disepakati oleh blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus menjadi dasar di mana situasi dapat diselesaikan..

"Dalam kontak kami dengan para pemimpin Myanmar, para pemimpin militer, kami mempromosikan posisi ASEAN yang menurut pandangan kami harus dipertimbangkan sebagai dasar untuk menyelesaikan krisis ini dan membawa situasi kembali normal," kata Lavrov.

Baca Juga: Ancam Kantor Berita Asing, Militer Myanmar Tolak Sebutan Junta dan Tak Ingin Disebut Lakukan Kudeta

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut Lavrov akan mengadakan pembicaraan virtual dengan rekan-rekan ASEAN-nya, selama kunjungan ke Jakarta.

Komentar Lavrov penting dan muncul di tengah keterlibatan yang semakin dalam antara Rusia dan militer Myanmar, ketika kekuatan global utama memberikan sanksi kepada bisnis dan pemimpin puncaknya serta menyerukan larangan global atas penjualan senjata ke negara itu.

Myanmar diketahui berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, memicu kemarahan nasional yang dengan cepat berubah menjadi protes dan pemogokan yang ditekan secara brutal oleh pasukan keamanan.

Baca Juga: Terlacak Satelit NASA, Junta Myanmar Bakar Habis Sebuah Desa hingga Luluh Lantak, 2 Lansia Tewas Terbakar

Pertempuran antara tentara dan milisi yang baru terbentuk di beberapa daerah telah membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Meskipun pemimpin junta Min Aung Hlaing menyetujui rencana perdamaian ASEAN yang dicapai pada bulan April, namun mereka tidak menunjukkan niat untuk menindaklanjutinya.

Militer Myanmar malah mengulangi rencananya sendiri yang sama sekali berbeda untuk memulihkan ketertiban dan demokrasi.

Source : Reuters

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest